Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Tak Terlibat Kasus Riza Chalid, Nama Dicatut Tanpa Izin

JAKARTA — Nama Hashim Djojohadikusumo ikut terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang menjerat saudagar minyak M. Riza Chalid. Menanggapi hal tersebut, juru bicara Hashim, Ariseno Ridhwan, memberikan klarifikasi tegas.

Ariseno menyatakan bahwa memang terdapat sejumlah pihak yang menghubungi Riza Chalid, namun hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan atau seizin Hashim.

"Telah diketahui bahwa terdapat beberapa individu yang menghubungi Saudara Riza Chalid tanpa seizin atau sepengetahuan Bapak Hashim S. Djojohadikusumo, serta menggunakan nama beliau tanpa persetujuan," tegas Ariseno, Sabtu (19/7/2025).

Tak Pernah Beri Komitmen, Tak Ingin Ikut Campur

Ariseno menjelaskan bahwa Hashim memang sempat mendengar penjelasan dari Riza Chalid yang meminta bantuan terkait urusan hukumnya. Namun Hashim tidak pernah memberikan janji atau komitmen apa pun.

"Bapak Hashim telah mendengarkan penjelasan yang disampaikan, namun tidak memberikan janji atau komitmen dalam bentuk apa pun, dan dengan tegas menyatakan tidak ingin ikut campur dalam urusan tersebut," ujarnya.

Hashim juga menegaskan bahwa orang-orang yang mendekati Riza bukanlah utusannya, dan segala sikap mereka tidak mencerminkan posisinya.

"Bapak Hashim juga menegaskan bahwa individu tersebut bukan merupakan utusan beliau, dan tindakan atau pernyataan mereka tidak mencerminkan sikap ataupun posisi Bapak Hashim," lanjut Ariseno.

Tidak Punya Kepentingan Komersial atau Niat Intervensi

Lebih jauh, Ariseno menegaskan bahwa Hashim tidak memiliki kepentingan komersial dalam kasus ini. Ia juga tidak berniat melakukan intervensi atau mengambil alih posisi apa pun dalam perkara yang sedang berjalan di Kejaksaan Agung.

"Bapak Hashim tidak memiliki keinginan atau niat untuk mengambil alih pihak atau posisi mana pun dalam kasus tersebut," tambahnya.

Jejak Bisnis Minyak Hashim di Level Internasional

Ariseno menyebut bahwa Hashim telah lama berkecimpung di industri minyak dan energi sejak awal 1990-an, dengan proyek eksplorasi hingga produksi di Kazakhstan, Azerbaijan, Amerika Serikat, dan Brunei Darussalam. Hasil keuntungannya banyak diinvestasikan kembali ke dalam negeri.

"Dengan rekam jejak bisnis yang terbukti sukses di tingkat internasional, beliau secara konsisten membawa kembali keuntungan dari usahanya untuk diinvestasikan di Indonesia," pungkasnya.

Riza Chalid Resmi Jadi Tersangka

Sementara itu, M. Riza Chalid telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak. Ia diduga bekerja sama dengan sejumlah petinggi Pertamina periode 2011–2015, termasuk Hanung Budya, Alfian Nasution, dan Gading Ramadhan Joedo.

Kesepakatan kerja sama yang mereka buat dianggap melanggar hukum karena menyisipkan proyek penyewaan terminal BBM Merak ke dalam kebijakan perusahaan meski saat itu PT Pertamina tidak membutuhkan tambahan kapasitas penyimpanan.

Direktur Penyidikan Jampidsus, Abdul Qohar, menyebut bahwa kerja sama itu dilakukan melalui intervensi kebijakan di tubuh Pertamina.*

(d/j006)