Informasi ini disampaikan langsung oleh seorang netizen bernama Anas, yang mengaku sebagai keponakan perempuan tersebut.
Melalui akun Instagramnya @daqnass pada Minggu, 7 September 2025, Anas mengunggah permintaan maaf atas sikap dan pernyataan sang bibi yang sempat viral dan menimbulkan kontroversi saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
"Jadi jangan ada yang bilang perempuan kerudung pink itu AI ya. Tega benar lu ah, orang manusia beneran dikata AI wkwkwk," tambahnya.
Perempuan berjilbab pink tersebut mencuri perhatian publik saat aksidemonstrasi 25 Agustus 2025 lalu, terutama melalui sejumlah potret dan video yang memperlihatkan dirinya berhadapan dengan aparat kepolisian.
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah ketika ia memegang kayu bambu bertuliskan bendera merah putih dan sempat memukul petugas keamanan.
Tak hanya itu, rekaman video amatir juga menunjukkan ibu tersebut berorasi dengan kata-kata yang dianggap tak pantas, termasuk menyuarakan tuntutan agar Presiden Prabowo Subianto mundur dan digantikan oleh Anies Baswedan.
Ia juga terlihat berkonfrontasi dengan aparat keamanan dengan menggunakan kata-kata kasar.
Meski demikian, aparat yang bertugas kala itu memilih tidak menindaklanjuti secara tegas dan malah menanggapi dengan tawa.
Fenomena ibu berjilbab pink ini kemudian diangkat menjadi simbol gerakan 17+8 yang digagas oleh sejumlah tokoh publik, termasuk Jerome Polin dan beberapa artis.