MEDAN – Perubahan pesat dalam lanskap dunia kerja mendorong perusahaan di seluruh dunia untuk beradaptasi dengan keterampilan baru yang lebih relevan dengan perkembangan teknologi.
Dalam laporan bertajuk Future of Jobs Report 2025 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), terungkap bahwa pemikiran analitis menjadi keterampilan utama yang paling banyak dipilih oleh responden, yakni sebesar 69%.Laporan ini menggambarkan bagaimana kebutuhan tenaga kerja terus bergeser seiring dengan maraknya otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), big data, dan teknologi disruptif lainnya.
Di tengah transformasi digital yang semakin mendalam, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya adaptif, tetapi juga mampu berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan.Keterampilan yang Paling Dicari Perusahaan
Selain pemikiran analitis, beberapa keterampilan lain yang dianggap vital oleh responden dalam laporan tersebut meliputi:- Ketahanan, fleksibilitas, dan kelincahan – 67%
- Pemikiran kreatif – 57%- Kepemimpinan dan pengaruh sosial – 61%
- Literasi teknologi – 51%- Rasa ingin tahu dan pembelajaran seumur hidup – 50%
- Empati dan mendengarkan aktif – 50%- Manajemen talenta – 47%
- Orientasi layanan dan layanan pelanggan – 47%Laporan juga menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dan big data dinilai penting oleh 45% responden, mencerminkan meningkatnya kebutuhan akan talenta yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga memahami implikasi strategisnya bagi bisnis.
Meski dunia kerja makin terdigitalisasi, keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan matematika tetap relevan dan dipilih oleh 52% responden. Di sisi lain, keterampilan seperti pengajaran dan pembimbingan (26%), pemasaran dan media (21%), serta desain dan pengalaman pengguna (25%), meski tak dominan, masih menunjukkan pentingnya peran humanistik dan komunikasi dalam dunia kerja masa depan.
Transformasi industri yang didorong oleh AI, IoT, dan teknologi digital lainnya tidak hanya menciptakan peluang kerja baru, tetapi juga menuntut pekerja untuk melakukan reskilling dan upskilling secara terus-menerus."Rasa ingin tahu dan komitmen untuk pembelajaran seumur hidup menjadi salah satu keterampilan paling penting, mencerminkan kesadaran bahwa pembelajaran tidak berhenti saat pendidikan formal selesai," tulis WEF dalam laporannya.
Laporan juga menyoroti pentingnya kepemimpinan dalam mengelola transisi digital di berbagai sektor. Keterampilan dalam manajemen sumber daya dan operasional (41%), serta pengendalian kualitas (35%), menjadi semakin penting dalam menjaga efisiensi dan efektivitas organisasi di tengah ketidakpastian global.*