BREAKING NEWS
Selasa, 22 Juli 2025

Zelensky Targetkan Akhiri Perang dengan Rusia Secara Diplomatik pada 2025

BITVonline.com - Sabtu, 16 November 2024 12:36 WIB
62 view
Zelensky Targetkan Akhiri Perang dengan Rusia Secara Diplomatik pada 2025
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM– Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina akan berusaha mengakhiri perang dengan Rusia pada tahun depan, dengan mengutamakan “cara-cara diplomatik”. Pernyataan ini disampaikan pada Sabtu (16/11/2024), sehari setelah ia mengungkapkan harapannya bahwa konflik ini bisa selesai lebih cepat, terutama dengan kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat pada 2025.

Dalam sebuah wawancara dengan radio Ukraina, Zelensky mengatakan bahwa tahun 2025 akan menjadi waktu krusial untuk menuntaskan perang yang sudah berlangsung lebih dari setahun ini. “Bagi kita, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan bahwa perang ini berakhir tahun depan. Kita harus mengakhirinya dengan cara-cara diplomatik,” kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa penyelesaian damai menjadi prioritas utama bagi pemerintahannya.

Menurut Zelensky, meskipun belum ada pembicaraan yang berarti antara Rusia dan Ukraina, langkah diplomatik tetap akan menjadi upaya utama untuk meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik. “Dan ini, menurut saya, sangat penting,” lanjut Zelensky.

Hingga saat ini, meskipun ada berbagai upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata, perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung dengan kekerasan yang tak kunjung mereda. Rusia, yang menginvasi Ukraina sejak Februari 2022, tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari wilayah yang telah mereka duduki. Sementara itu, Ukraina terus berjuang untuk mempertahankan wilayahnya dan mendapatkan kembali daerah yang telah diduduki oleh pasukan Rusia.

Zelensky juga mencatat bahwa pada pemerintahan Trump yang baru nanti, Amerika Serikat berpotensi memainkan peran penting dalam proses perdamaian, mengingat Trump sebelumnya mengungkapkan niatnya untuk segera mengakhiri konflik. “Kita harus memahami apa yang diinginkan Rusia,” ujar Zelensky, yang menggambarkan perang ini sebagai perjuangan melawan negara yang tidak menghargai kehidupan warganya sendiri.

“Rusia adalah negara yang memiliki banyak peralatan militer, namun tidak peduli berapa banyak orang yang tewas dalam pertempuran,” katanya. Ia menegaskan bahwa Ukraina terus berjuang demi masa depan rakyatnya dan berusaha untuk menghindari lebih banyak korban.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa pihaknya hanya akan menerima pembicaraan dengan Ukraina jika Kyiv menyerahkan wilayah-wilayah yang saat ini diduduki oleh pasukan Rusia, seperti Krimea dan sebagian wilayah di timur Ukraina. Pernyataan ini menunjukkan bahwa proses diplomatik untuk mencapai perdamaian masih terhalang oleh perbedaan yang signifikan dalam posisi kedua belah pihak.

Ukraina sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerahkan satu inci pun dari wilayahnya, dan mereka berjuang untuk mendapatkan kembali wilayah yang telah jatuh ke tangan Rusia melalui jalur diplomasi dan kekuatan militer.

Meskipun perundingan langsung belum ada kemajuan signifikan, beberapa upaya internasional untuk mengurangi eskalasi konflik terus dilakukan. Negara-negara besar dan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa juga telah mengajukan beberapa inisiatif untuk mencapai gencatan senjata dan membuka jalan bagi pembicaraan perdamaian.

Zelensky menegaskan bahwa Ukraina akan terus berupaya untuk mencari solusi damai, namun menekankan bahwa kesuksesan dalam mengakhiri perang ini akan bergantung pada kehendak Rusia untuk mundur dari wilayah yang telah didudukinya. “Jika mereka (Rusia) menginginkan perdamaian, mereka harus menghentikan agresinya dan menarik pasukan mereka,” ujar Zelensky, yang tetap berpegang pada prinsip kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

Dalam wawancaranya, Zelensky juga berbicara tentang tantangan besar yang dihadapi Ukraina dalam proses perdamaian. Salah satunya adalah ketidakpercayaan terhadap niat Rusia, mengingat rekam jejak Moskow yang sering kali ingkar terhadap kesepakatan internasional. Meskipun demikian, Presiden Ukraina tetap optimis bahwa suatu saat nanti, dunia akan menyaksikan akhir dari perang yang mengerikan ini melalui jalur diplomasi, meskipun jalannya masih panjang dan penuh rintangan.

Penyelesaian perang Ukraina-Rusia tetap menjadi perhatian utama dunia internasional. Selain mengorbankan ribuan jiwa, perang ini juga menyebabkan ketidakstabilan ekonomi global dan krisis kemanusiaan yang mendalam. Banyak negara dan organisasi internasional berharap bahwa langkah-langkah diplomatik yang lebih konkret dapat segera diambil untuk menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi rakyat Ukraina.

Seiring berjalannya waktu, banyak yang berharap bahwa kedatangan pemerintahan baru di Amerika Serikat di bawah Donald Trump, yang berjanji akan lebih menekankan pada diplomasi, dapat membawa angin segar bagi upaya perdamaian dan membawa kedamaian bagi Ukraina dan dunia.

(JOHANSIRAIT)

Tags
komentar
beritaTerbaru