PYONGYANG -Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, secara langsung terjun ke lapangan untuk meninjau daerah yang terdampak banjir besar yang melanda negaranya. Dalam kunjungan yang dilakukan pada Minggu (29/9), Kim memerintahkan langkah-langkah cepat untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur akibat bencana alam tersebut. Meskipun tawaran bantuan pemulihan mengalir dari berbagai negara, termasuk Rusia dan Korea Selatan, Kim menolak untuk menerimanya.
Banjir yang melanda Korea Utara pada akhir Juli 2024 ini merupakan akibat dari hujan deras yang memecahkan rekor. Bencana ini telah menimbulkan sejumlah korban jiwa dan menyebabkan kerusakan yang luas di wilayah utara, khususnya di area yang berbatasan dengan China. Ratusan rumah terendam dan lahan pertanian yang vital bagi ketahanan pangan negara ini mengalami kerusakan parah.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, ribuan warga yang terdampak telah dievakuasi ke fasilitas sementara di Ibu Kota Pyongyang. Dalam tinjauan yang dilakukan, Kim Jong-un memerintahkan para pekerja untuk mempercepat proses pembangunan rumah-rumah yang rusak. “Kami harus meringankan penderitaan para korban secepat mungkin,” ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh media pemerintah, KCNA.
Foto-foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan Kim berjalan di lokasi yang masih berlumpur dan berbicara dengan pejabat setempat di depan bangunan yang sedang dalam tahap konstruksi. Ini adalah kunjungan ketiga Kim ke daerah banjir dalam beberapa bulan terakhir, di mana ia terlihat berinteraksi dengan masyarakat, termasuk menggendong anak-anak dan memeriksa kerusakan dari perahu karet.
Tawaran bantuan internasional pun mengalir setelah berita mengenai bencana ini tersebar. Korea Selatan, meskipun hubungan antara kedua negara sedang memanas, tetap menawarkan bantuan melalui Palang Merah. Selain itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang dikenal sebagai sekutu dekat Korea Utara, juga menyampaikan dukungan kemanusiaan untuk membantu proses pemulihan.
Namun, meskipun tawaran tersebut datang dari negara-negara yang bersahabat, Kim Jong-un menegaskan bahwa Korea Utara akan mengandalkan kekuatan sendiri untuk bangkit dari bencana ini. Penolakannya terhadap bantuan asing menegaskan sikap nasionalis yang kuat dan keteguhan untuk tidak bergantung pada pihak luar dalam menghadapi tantangan.
Kondisi di lapangan tetap memprihatinkan, dan banyak yang mempertanyakan kemampuan Korea Utara untuk melakukan pemulihan secara mandiri. Banjir ini tidak hanya menimbulkan dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat, tetapi juga dapat berdampak jangka panjang terhadap ketahanan pangan dan stabilitas sosial negara tersebut.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, langkah Kim Jong-un dalam menanggapi bencana ini akan terus menjadi sorotan, baik dari dalam negeri maupun komunitas internasional. Banyak pihak berharap agar Korea Utara dapat segera pulih dari bencana ini dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi warganya.(N/014)
Kim Jong-un Tinjau Daerah Terdampak Banjir di Korea Utara, Tolak Tawaran Bantuan Internasional