BREAKING NEWS
Jumat, 18 Juli 2025

CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis Terkait Dugaan Aktivitas Kriminal?!

BITVonline.com - Minggu, 25 Agustus 2024 08:07 WIB
49 view
CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis Terkait Dugaan Aktivitas Kriminal?!
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

PRANCIS -CEO dan pendiri Telegram, Pavel Durov, ditangkap pada Sabtu malam (24/8/2024) di Bandara Bourget, Prancis, akibat dugaan keterlibatan dalam aktivitas kriminal yang terkait dengan platform pesan yang didirikannya. Penangkapan ini menjadi sorotan internasional karena Telegram merupakan salah satu aplikasi komunikasi utama yang memiliki pengaruh besar di berbagai negara, termasuk Rusia dan Ukraina.

Menurut laporan dari TF1 TV dan BFM TV, yang mengutip sumber dari media Prancis, Pavel Durov, yang berusia 39 tahun, ditangkap saat bepergian dengan jet pribadinya setelah tiba dari Azerbaijan. Penangkapan tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 waktu setempat, dan Durov diperkirakan akan menghadapi pengadilan pada hari Minggu (25/8/2024). Penyebab utama penangkapan ini adalah surat perintah yang dikeluarkan di Prancis sehubungan dengan dugaan aktivitas ilegal di Telegram.

Telegram, yang berbasis di Dubai, telah menjadi platform komunikasi pilihan di berbagai belahan dunia, termasuk di kalangan pejabat Ukraina seperti Presiden Volodymyr Zelenskiy, serta di kalangan Kremlin dan pemerintah Rusia untuk menyebarkan informasi. Namun, aplikasi ini juga mengalami kritik karena kurangnya moderasi konten yang memungkinkan aktivitas kriminal berlanjut tanpa pengawasan yang memadai.

Sumber dari TF1 dan BFM TV mengungkapkan bahwa penyelidikan yang sedang berlangsung difokuskan pada isu moderasi konten di Telegram. Pihak kepolisian Prancis mencurigai bahwa kurangnya kontrol ini telah memberikan ruang bagi aktivitas ilegal untuk berkembang di platform tersebut. Telegram dikenal karena fitur enkripsi end-to-end-nya, yang sering kali digunakan untuk melindungi privasi pengguna tetapi juga dianggap sebagai tantangan bagi penegakan hukum dalam memantau aktivitas ilegal.

Pavel Durov, miliarder asal Rusia dengan kekayaan diperkirakan mencapai USD 15,5 miliar (sekitar Rp238,7 triliun) menurut Forbes, sebelumnya meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VKontakte, yang ia jual. Durov dikenal karena posisinya yang keras kepala dalam melawan regulasi pemerintah yang dianggapnya membatasi kebebasan berbicara.

Telegram, sejak didirikan, telah menjadi salah satu aplikasi pesan terpopuler di dunia, menawarkan fitur-fitur yang sangat aman untuk komunikasi pribadi dan grup. Namun, reputasinya sebagai tempat berkumpulnya berbagai kelompok, dari aktivis politik hingga kelompok ekstremis, telah menarik perhatian regulator dan penegak hukum di seluruh dunia.

Penangkapan Durov menandai momen signifikan dalam hubungan internasional mengenai privasi data dan keamanan siber, dan dapat memicu dampak yang luas terhadap operasi Telegram di masa depan. Sementara itu, Durov akan menghadapi proses hukum di Prancis yang akan menentukan langkah selanjutnya dalam kasus ini.

(N/014)

Tags
komentar
beritaTerbaru