BREAKING NEWS
Rabu, 18 Juni 2025

Idul Fitri untuk Menanamkan Pendidikan Karakter Anak Didik

Redaksi - Rabu, 02 April 2025 20:21 WIB
309 view
Idul Fitri untuk Menanamkan Pendidikan Karakter Anak Didik
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Di balik gemerlap perayaannya, Idul Fitri menyimpan pesan moral yang sangat dalam, yakni penyucian diri, pembaruan hubungan sosial, dan penguatan karakter pribadi. Tradisi-tradisi yang menyertai Idul Fitri seperti saling memaafkan, bersilaturahim, memberi sedekah atau zakat, serta mudik, sejatinya adalah wahana pendidikan karakter yang sangat kaya makna.

Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan Karakter di Sekolah (2010) mengatakan bahwa pendidikan karakter harus bersumber dari nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat dan agama. Tradisi Idul Fitri yang sarat dengan nilai kasih sayang, empati, dan persaudaraan sangat relevan sebagai sarana penguatan nilai karakter anak. Nilai-nilai budaya dan agama harus diintegrasikan dalam proses pendidikan karakter agar anak tidak tercerabut dari akar budayanya (Majid & Andayani, 2010:27).

Baca Juga:

Melalui tradisi saling memaafkan, anak-anak diajarkan pentingnya rendah hati, mengakui kesalahan, dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki diri. Ini selaras dengan nilai karakter toleransi, empati, dan rekonsiliasi. Tradisi zakat fitrah mengajarkan kepekaan sosial dan kepedulian terhadap sesama. Sementara itu, silaturahim mengokohkan nilai hormat kepada orangtua, guru, dan tokoh masyarakat, sekaligus menumbuhkan rasa syukur atas kebersamaan.

Ada ungkapan bijak: 'Anak-anak mungkin melupakan apa yang kita katakan, tetapi mereka tidak akan melupakan apa yang kita lakukan'. Tradisi Idul Fitri yang dilakukan bersama-sama memberi teladan konkret bagi anak dalam menerapkan nilai-nilai mulia secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Idul Fitri pun mengajarkan bahwa kemenangan sejati bukanlah melawan orang lain, melainkan mengalahkan hawa nafsu.

Baca Juga:

Terkait dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat seperti yang kerap disosialisasikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti--1) Bangun pagi, 2) Beribadah, 3 Berolahraga, 4) Makan sehat dan bergizi, 5) Gemar belajar, 6) Bermasyarakat, dan (7) Tidur cepat—tentu sangat relevan jika dalam mempraktikkannya dipandu dengan kasih sayang dan keteladanan orangtua selama dan setelah Idul Fitri.

Dengan demikian, anak-anak tidak hanya akan merayakan Lebaran dengan gembira, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat, santun, religius, sehat, dan cinta kepada sesama. Lebaran bisa berlalu, tapi karakter baik yang tertanam akan tinggal bersama mereka sepanjang hidup.

Kita juga melihat bahwa Idul Fitri bukan hanya hari raya, melainkan juga momen pembelajaran karakter yang konkret dan bermakna, terutama jika nilai-nilainya dihidupkan secara sadar dan konsisten dalam pendidikan, baik di rumah maupun di sekolah.

TANTANGAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter merupakan fondasi penting dalam membentuk pribadi anak didik yang utuh—berilmu, berakhlak, dan bertanggung jawab sosial. Namun, dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter menghadapi sejumlah tantangan serius yang menghambat proses pembentukan kepribadian luhur anak. Tiga di antaranya sangat krusial dalam konteks kekinian.

Pertama, kesenjangan antara nilai yang diajarkan dan praktik yang dilihat anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka belajar bukan hanya dari apa yang diajarkan, tetapi juga dari apa yang mereka saksikan. Ketika nilai kejujuran, kasih sayang, dan toleransi diajarkan di sekolah, tetapi yang mereka lihat di rumah, lingkungan, bahkan di media ialah perilaku sebaliknya, maka timbul kebingungan dan keraguan dalam diri mereka.

Thomas Lickona (1991) menyebut hal ini sebagai moral confusion—ketika anak-anak menerima pesan moral yang bertentangan dari lingkungan sekitarnya. "Children will not believe what you say if they don't see you live it," kata Lickona.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Bupati Deli Serdang Buka Muscab Pramuka 2025: Tegaskan Pramuka Tak Boleh Terseret Politik Praktis
Kapolres Sibolga dan Bhayangkari Salurkan Bantuan kepada Korban Kebakaran dan Personel Sakit
Dinas Pendidikan Muaro Jambi Hadiri Soft Closing Program PHBK Akbar (PPA) 5 Tahun 2025
Anak Nakal: Cermin Pancasila?
Kak Seto Tegaskan: Barak Pelajar Bukan Militerisasi Anak, Tapi Pendidikan Karakter
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Akan Buat Pergub Pendidikan Siswa Bermasalah di Barak Militer
komentar
beritaTerbaru