BREAKING NEWS
Sabtu, 21 Juni 2025

Hidup Rukun dalam Perbedaan: Keluarga Beda Agama di Danau Paris Aceh Singkil

T.Jamaluddin - Jumat, 20 Juni 2025 20:57 WIB
83 view
Hidup Rukun dalam  Perbedaan:  Keluarga  Beda Agama di Danau Paris  Aceh Singkil
Teuku Azhar LC, adalah aktivis Da'wah perbatasan. Aktivis Muhammadiyah Da'i
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Adat Sebagai Jembatan

Menariknya, nilai-nilai adat lokal justru berperan besar dalam meredam potensi konflik. Dalam acara adat seperti kenduri, panen, atau kematian, semua anggota keluarga terlibat tanpa melihat agama, tapi berkaitan dengan sajian makanan sepenuhnya diserahkan kepada saudara-saudara beragama Islam yang memiliki banyak pantang larang soal makanan.

Baca Juga:

Muslim bertanggungjawab dari proses awal hingga memasak dan menyajikan, sementara yang bukan Islam menempatkan diri pada posis aman seperti mencuci piring, mengambil air dan cincang bawang. semua itu mengikuti prosedur adat yang tidak tertulis tapi sudah menjadi panduan hidup bermasyarakat dalam keseharian.

Semua kegiatan tersebut diposisikan sebagai aturan adat sehingga tidak seorang pun merasa tersinggung dengan peran yang harus mereka jalankan. Dan tokoh adat, figur yang sangat dihormati tanpa mempersoalkan agama anutan. Dalam sebuah kegiatan yang melibatkan lintas agama, para tokoh agama diposisikan sebagai pemangku adat.

Baca Juga:

Dalam konteks Indonesia yang majemuk, studi ini memberi cermin penting: bahwa hidup rukun dalam perbedaan bukan hanya mungkin, tapi nyata. Ia tumbuh dari relasi sehari-hari, dari kebiasaan, dari empati, bukan semata dari teori. Kebanyakan warga Danau Paris tidak mengerti teori-teori toleransi beragama dengan segala isu pluralisme agama yang sering jadi buah bibir kalangan tertentu.

Bagi warga Danau Paris menjalankan ide itu tanpa banyak kajian dan studi perbandingan, mengalir saja dalam kehidupan bermasyarakat yang beragama agama.

Di tengah dunia yang makin bising oleh ujaran kebencian atas nama agama, playing victim sebagai minoritas merasa terus ditindas maka patut banyak belajar dari warga Danau Paris yang menyimpan gugusan mutiara kedamaian tanpa basa-basi dan intrik kepentingan. Diam-diam telah menjalani hidup damai dalam perbedaan tanpa banyak slogan.*

Penulis adalah aktivis Da'wah perbatasan, Aktivis Muhammadiyah & Da'i

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
Kajati Sumut: Jaksa Korban Pembacokan Tidak Pernah Menangani Perkara Atas Nama Pelaku, Diduga Ada Motif Lain dalam Kejadian Ini
Pemkab Deli Serdang Raih Opini WTP dari BPK RI Perwakilan Sumut atas LKPD Tahun Anggaran 2024
Lisa Mariana Bersyukur Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA: "Biar DNA yang Membuktikan"
Ibu Cinta Bantah Isu Suap Rp2 Miliar Terkait Dugaan Perselingkuhan Ridwan Kamil
Pemprov Sumut Siap Sampaikan Laporan Keuangan TA 2024, Targetkan Opini WTP ke-11
Ketua PBNU Tegaskan Tidak Semua Perkataan Mewakili NU, Soroti Pernyataan Tendensius terhadap Polri
komentar
beritaTerbaru