
Puan Maharani Tegaskan Tak Ada Kenaikan Gaji DPR, Hanya Kompensasi Rumah Jabatan
JAKARTA Ketua DPR RI Puan Maharani membantah kabar yang menyebut adanya kenaikan gaji anggota DPR RI menjadi Rp 3 juta per hari atau sek
NasionalOIeh:Leistar Adiguna
DI seluruh dunia, revolusi AI generatif telah memicu perdebatan sengit, seperti saat publik ramai membahas platform AI generatif yang menyediakan fitur mengubah foto menjadi gambar ala Studio Ghibli.
Baca Juga:
Isu utamanya terdapat pada kompetisi yang dianggap tidak adil antara kreator Studio Ghibli yang mendedikasikan puluhan tahun menciptakan gaya khas Ghibli yang legendaris dan AI yang tinggal mencomot gaya tersebut dalam beberapa detik saja untuk diterapkan pada setiap request. Publik seperti sedang melihat para kreator dari Ghibli diremehkan oleh teknologi kemarin sore.
Isu lainnya adalah masalah persetujuan serta hak cipta. Pertanyaan terbesarnya adalah apakah para seniman atau Studio Ghibli memberikan izin agar karya mereka digunakan untuk melatih AI?
Baca Juga:
Biasanya, jawabannya tidak. Karya mereka diambil dari internet dan menjadi data latih tanpa persetujuan. Inilah yang menciptakan area abu-abu hukum dan etika. AI secara efektif mengkomodifikasi gaya kreatif tanpa memberikan kompensasi kepada pencipta aslinya.
Kasus ini dan berbagai macam kasus lainnya membuat para seniman, musisi, dan penulis menuntut aturan baru dan sistem lisensi yang adil agar karya mereka tidak dicuri untuk melatih AI.
Di Uni Eropa, undang-undang AI mulai dibuat, sementara di Amerika Serikat, kasus-kasus hukum menjadi tumpuan harapan. Namun, di Indonesia, tantangannya jauh lebih rumit. Industri kreatif kita tidak hanya menghadapi "badai" AI yang datang, tetapi juga berlayar di "laut" yang sudah sarat dengan masalah: rendahnya kesadaran apresiasi, budaya "gratisan," dan lemahnya penegakan hukum terhadap karya orisinal.
Dua tantangan ini, baik global maupun lokal, sebenarnya adalah sebuah wake up call. Jika kita tidak membenahi fondasi di rumah, upaya apa pun untuk beradaptasi dengan AI akan sia-sia.
Solusi Global Saja Tidak Cukup untuk Indonesia!
Ada dua macam solusi global yang diajukan untuk mengatasi isu-isu AI ini, seperti undang-undang baru yang secara spesifik mengatur penggunaan data untuk pelatihan AI dan sistem lisensi data yang mengatur para developer AI untuk membayar kompensasi kepada seniman yang karyanya digunakan untuk melatih AI.
Secara umum, solusi yang sedang dipertimbangkan oleh para penyusun regulasi global berpotensi dapat menyelesaikan polemik tentang AI ini, tetapi sayangnya solusi tadi tidak bisa menjadi satu-satunya jawaban untuk Indonesia.
JAKARTA Ketua DPR RI Puan Maharani membantah kabar yang menyebut adanya kenaikan gaji anggota DPR RI menjadi Rp 3 juta per hari atau sek
NasionalMEDAN Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan India, Grand Mercure Angkasa Medan, bagian dari jaringan Accor Hotels, menggelar acara sp
Seni dan BudayaMEDAN Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang menolak peserta BPJS Kesehatan untuk berobat, merupaka t
KesehatanBINJAI Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke80 Kemerdekaan Republik Indonesia, sebanyak 1.227 narapidana di Lembaga Pemasyarakata
PemerintahanJAKARTA Karnaval peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke80 Republik Indonesia resmi dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto di kawasan Monumen
NasionalJEMBARANA Wakil Kepala Kepolisian Resor (Waka Polres) Jembrana, Kompol I Ketut Darta, S.H., M.H., menghadiri Upacara Pengibaran Bendera Me
NasionalJAKARTA Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti momen kebersamaan tiga Presiden Republik IndonesiaSusilo
NasionalBLORA Kebakaran hebat melanda sebuah sumur minyak di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Minggu (17/8/2025)
PeristiwaJAKARTA Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi melepas Karnaval HUT ke80 Kemerdekaan RI yang digelar di kawasan Monu
NasionalJAKARTA Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menyatakan bahwa mantan Ketua DPR RI, Setya
Nasional