SUMUT -Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution melalui Wakil Gubernur, Surya, menanggapi soal kasus dugaan korupsi yang melibatkan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Kadisbudparektaf) Sumut, Zumri Sulthony, terkait penataan Situs Benteng Putri Hijau. Bobby menegaskan bahwa kasus yang menyeret Zumri tersebut sudah bergulir sejak lama dan tidak ada kaitannya dengan politik atau Pilgub Sumut 2024.
Dalam wawancara yang dilakukan di Kantor Gubernur Sumut, Bobby mengungkapkan bahwa masalah ini sudah muncul bahkan ketika dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Medan.
"Kasusnya sudah lama, sebelum saya jadi Gubernur, ketika saya masih jadi Wali Kota Medan dan Pak Surya masih Bupati Asahan. Sudah ada tersangkanya, dan kasusnya terus berkembang," jelas Bobby.
Bobby juga menegaskan bahwa meskipun kasus ini dibahas dalam debat Pilgub Sumut, itu hanya karena memang sudah ada isunya. Menurutnya, perkembangan kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan dirinya atau masa jabatannya saat ini.
"Kami bahas itu dalam debat karena memang sudah ada isunya, sudah diperiksa, dan sudah ada tersangkanya. Ini bukan hal baru," tambah Bobby.
Terkait dengan status Zumri Sulthony, yang kini tengah ditahan, Bobby menyatakan bahwa jika terbukti bersalah, memang sewajarnya pihak berwenang melakukan penahanan.
"Kalau salah ya ditahan. Barusan tadi lagi dibahas apakah Plt atau Plh, lagi dicek statusnya seperti apa.
Kalau memang sudah bisa Plt, kita Plt kan," ujar Bobby.
Sementara itu, Surya, yang sempat menyinggung masalah Situs Benteng Putri Hijau dalam debat Pilgub, menilai bahwa situs tersebut adalah cagar budaya yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan.
Dalam debat, Surya menyampaikan keprihatinannya tentang kerusakan situs Benteng Putri Hijau yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, yang menurutnya telah dirampas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Saya pernah membaca di media bahwa Benteng Putri Hijau rusak di Kabupaten Deli Serdang. Ini adalah situs yang harus kita jaga dan lestarikan," kata Surya dalam debat tersebut.
Ia juga meminta agar rivalnya, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, memberikan klarifikasi terkait isu ini, mengingat nama Edy Rahmayadi turut disebut dalam permasalahan kerusakan situs tersebut.