INDRAMAYU — Bupati Indramayu, Lucky Hakim, meluncurkan sebuah inisiatif inovatif bernama "Ular Sahabat Tani" sebagai upaya mengatasi kerugian petani akibat serangan hama tikus yang merajalela di wilayahnya.
Program ini melibatkan pelepasan ribuan ular non-berbisa ke area persawahan dengan harapan dapat mengendalikan populasi tikus secara alami dan berkelanjutan.
Dalam keterangan kepada wartawan, Lucky Hakim menyampaikan bahwa para petani di Indramayu selama ini menghadapi kesulitan besar karena serangan tikus yang menyebabkan gagal panen dan kerugian signifikan.
"Ribuan ular lanang sapi dan ular koros sudah kita lepaskan di lokasi-lokasi yang terdampak hama tikus. Ini adalah gerakan 'Ular Sahabat Tani', sebagai bentuk dukungan kepada para petani yang sudah putus asa menghadapi masalah ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Lucky menjelaskan bahwa program ini juga didukung oleh kolaborasi dengan para pembuat konten digital, termasuk YouTuber dan influencer, untuk mengedukasi masyarakat luas mengenai manfaat dan keamanan penggunaan ular sebagai predator alami.
"Saya mengajak teman-teman YouTuber dan influencer lainnya untuk bersama-sama mensukseskan program ini demi membantu petani," tambahnya.
Salah satu tantangan utama dalam implementasi program ini adalah menghilangkan ketakutan masyarakat terhadap ular.
Untuk itu, Lucky secara aktif memberikan edukasi terkait keamanan ular yang dilepasliarkan.
"Ular yang kami gunakan adalah jenis yang tidak berbisa dan ukurannya tidak akan tumbuh besar seperti ular sanca. Saya juga sudah menunjukkan bukti berupa video yang memperlihatkan gigitan ular ini hanya menimbulkan luka kecil dan sama sekali tidak berbahaya," jelasnya.
Menurut Lucky, metode sebelumnya seperti penggunaan racun dan setrum justru membawa risiko lebih besar bagi manusia dan hewan lain.
"Petani resah, tikus diracun malah membahayakan hewan lain. Bahkan, ada korban jiwa karena setrum ilegal yang dipasang, tapi tikusnya tetap tidak mati," tambahnya.
Program "Ular Sahabat Tani" bukanlah langkah sembarangan, melainkan strategi ekologis yang didasarkan pada pemulihan keseimbangan alami yang rusak akibat banyaknya predator alami yang diburu.