Berdasarkan data resmi DKLH, total timbulan sampah akibat banjir selama 10–11 September 2025 mencapai 154,65 ton. Sampah terdiri dari berbagai jenis: potongan kayu, pohon tumbang, beton, lumpur, plastik, logam, kain, kaca, karet, hingga limbah B3 dari bangunan yang roboh.
"Fokus kita bukan hanya membersihkan, tetapi juga menyelamatkan mangrove agar tidak rusak akibat kontaminasi sampah. Semoga Bali segera pulih pasca banjir," lanjut Rentin.Rentin juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan membutuhkan kesadaran kolektif dari seluruh lapisan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa ancaman sampah plastik sangat nyata, terbukti dari dominasi plastik dalam tumpukan sampah pasca banjir.
"Kita berharap ke depan ada kesadaran bersama. Saat banjir kemarin, yang paling dominan terlihat adalah sampah plastik. Ini menjadi peringatan bagi kita semua," tegasnya.Target DKLH, dalam waktu 3 hingga 4 hari ke depan, kawasan mangrove diharapkan sudah bebas dari tumpukan sampah, guna menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah kerusakan lanjutan.*