BREAKING NEWS
Jumat, 26 September 2025

Debat Gubernur Sumut Tak Berpengaruh Signifikan, Pemilih Masih Dominan Pragmatis

BITVonline.com - Rabu, 13 November 2024 11:37 WIB
Debat Gubernur Sumut Tak Berpengaruh Signifikan, Pemilih Masih Dominan Pragmatis
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Faisal Riza, menilai bahwa debat calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) tidak akan berpengaruh signifikan terhadap perubahan pilihan pemilih. Menurutnya, meskipun debat calon Gubernur memiliki pengaruh dalam meningkatkan elektabilitas calon, hal tersebut tidak akan mengubah keputusan mayoritas pemilih yang lebih cenderung pragmatis.

Riza mengatakan bahwa proporsi pemilih kritis yang menjadikan debat sebagai faktor utama dalam menentukan pilihan relatif kecil. “Debat memang berpengaruh dalam perkembangan putusan pemilih, tetapi tidak signifikan. Proporsi pemilih yang menjadikan debat sebagai rujukan dalam memilih tidak besar,” ujar Riza dalam keterangannya pada Rabu (13/11/2024).

Lebih lanjut, Riza menjelaskan bahwa karakter pemilih di Sumut masih didominasi oleh pendekatan pragmatis, di mana sebagian besar pemilih lebih memprioritaskan keuntungan praktis yang bisa mereka peroleh dari calon pemimpin, seperti bantuan sosial atau uang. “Pemilih di Sumut lebih besar pragmatismenya, yang memilih berdasarkan praktik transaksi, berdasarkan patron klien yang ada di desa-desa,” tambahnya.

Menurut Riza, politik transaksional ini menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap tokoh elit lokal yang menawarkan bantuan, dan hal tersebut lebih berpengaruh daripada visi-misi calon yang disampaikan dalam debat. Masyarakat di tingkat desa, katanya, cenderung berharap akan mendapatkan bantuan atau uang dari pasangan calon Gubernur yang mereka pilih.

“Politik transaksional ini membuat masyarakat tidak lagi melihat sosok pemimpin, tetapi lebih kepada apa yang bisa mereka peroleh. Banyak yang berharap akan mendapatkan bansos atau bentuk money politics lainnya,” ujar Riza. Ia juga menambahkan bahwa faktor patron-klien—hubungan sosial, ekonomi, dan politik antara pemilih dengan tokoh elit desa—memainkan peran besar dalam menentukan pilihan.

Debat calon Gubernur Sumut ketiga yang akan berlangsung pada Rabu, 13 November 2024, menjadi kesempatan terakhir bagi pasangan calon untuk menyampaikan visi dan misi mereka kepada publik. Debat ini akan mengangkat tema besar tentang sinergitas kebijakan pembangunan daerah dengan subtema yang mencakup optimalisasi pendanaan daerah dan pemerataan pembangunan, serta penyediaan tenaga kerja profesional untuk mendukung kemajuan daerah.

Topik ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi calon-calon gubernur untuk menunjukkan seberapa jauh mereka memahami masalah pembangunan di Sumut dan bagaimana mereka berencana mengelola sumber daya daerah guna mencapai pembangunan yang lebih merata. Namun, meskipun debat ini penting untuk menggambarkan arah kebijakan masing-masing calon, Riza berpendapat bahwa efeknya terhadap pemilih yang lebih pragmatis kemungkinan tetap terbatas.

Di samping itu, Riza juga mencatat adanya ketergantungan besar pada tokoh-tokoh lokal dalam menentukan pilihan, terutama di kalangan pemilih di desa-desa. “Transaksional berarti masyarakat menunggu bansos atau bentuk money politics lainnya. Patron klien merujuk pada tokoh elit desa yang mereka tergantung secara sosial, ekonomi, dan politik kepada tokoh tersebut,” jelasnya.

Riza menambahkan bahwa meskipun calon Gubernur berlomba-lomba menyampaikan ide dan visi mereka dalam debat, efek langsung dari debat tersebut terhadap pemilih di tingkat bawah, khususnya yang lebih bergantung pada kepentingan praktis, diperkirakan tidak akan terlalu besar.

Secara keseluruhan, Riza menyimpulkan bahwa debat calon Gubernur Sumut kali ini, meskipun penting sebagai ajang pertarungan ide, tidak akan mengubah banyak pilihan pemilih yang cenderung pragmatis. “Debat bisa memberikan informasi tambahan kepada pemilih yang kritis, tetapi bagi mayoritas pemilih, politik transaksional dan harapan akan bantuan praktis dari calon lebih dominan,” tegasnya.

Pemerhati politik ini juga mengingatkan bahwa untuk meraih dukungan yang lebih luas, calon Gubernur perlu lebih memperhatikan kebutuhan riil masyarakat, terutama yang bersifat ekonomi dan sosial, daripada hanya mengandalkan strategi komunikasi dalam debat.

(JOHANSIRAIT)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru