BATU BARA - Curah hujan ekstrem yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Pulau Sumatera dalam beberapa hari terakhir memicu banjir di berbagai wilayah.
Air merendam permukiman warga, fasilitas umum, hingga bangunan sekolah. Aktivitas masyarakat nyaris lumpuh, dan ribuan siswa tidak bisa bersekolah karena ruang kelas terendam serta akses jalan menuju sekolah terputus.
Di tengah kondisi tersebut, muncul persoalan lain yang tak kalah penting: dugaan pemborosan anggaran dalam distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pantauan Lapangan: Sekolah Sepi, Kotak MBG Tetap Berdatangan Tim wartawan bitvonline meninjau sejumlah sekolah di Kecamatan Talawi dan Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.
Dari hasil penelusuran, ditemukan fakta yang mengundang tanda tanya.
Di beberapa sekolah, hanya sekitar 50 siswa yang hadir. Bahkan, terdapat sekolah yang benar-benar kosong akibat akses jalan tertutup banjir.
Meski demikian, kotak-kotak MBG tetap dikirim ke sekolah seperti hari biasa. Di ruang guru, tampak tumpukan kotak makanan yang seharusnya dibagikan kepada siswa.
Pertanyaannya: untuk siapa makanan itu disiapkan jika siswa tidak hadir?
Seorang staf sekolah mengaku tidak memiliki panduan jelas terkait mekanisme distribusi ketika terjadi absensi massal akibat bencana.
Distribusi MBG: Berdasarkan Kehadiran atau Data Siswa Terdaftar? Dapur penyedia MBG disebut tetap beroperasi normal dan mengirim makanan sesuai jadwal. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dasar perhitungan distribusi: