Kosmos 482 diluncurkan oleh Uni Soviet pada 31 Maret 1972 sebagai bagian dari misi eksplorasi Venus.
Sayangnya, wahana ini mengalami kerusakan karena mesin pendorong gagal menyala sempurna, menyebabkan orbit yang terlalu rendah untuk keluar dari gravitasi Bumi.
Akibatnya, Kosmos 482 terjebak dalam orbit elips 210 x 9.800 km dan tidak pernah mencapai tujuannya.
Wahana ini terpecah menjadi empat bagian.
Dua di antaranya jatuh dalam waktu 48 jam setelah peluncuran, sementara dua bagian lainnya, termasuk kemungkinan modul pendarat, masih berada di orbit hingga kini dan diperkirakan akan meluruh ke atmosfer Bumi pada hari ini.
Menurut laporan dari Live Science, potensi puing antariksa mengenai wilayah berpenduduk sangat rendah.
Namun, peningkatan volume sampah antariksa meningkatkan risiko tabrakan di masa depan, terutama pada jalur penerbangan padat atau kota-kota besar.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports mengungkapkan bahwa area dengan kepadatan tinggi seperti sekitar bandara besar memiliki kemungkinan hingga 0,8 persen per tahun terkena dampak dari roket atau puing yang jatuh.
Risiko ini meningkat menjadi 26 persen di wilayah dengan lalu lintas ruang udara tinggi, seperti Amerika Serikat bagian timur laut atau kawasan urban besar di Asia.
Meski demikian, masyarakat diimbau tidak panik.
BRIN menegaskan pemantauan lintasan objek terus dilakukan dan hasil akhir akan diumumkan jika puing benar-benar memasuki atmosfer.*