JAKARTA -Kejadian tragis jatuhnya pesawat SAM Air yang menewaskan empat orang, termasuk tiga awak pesawat, menyisakan banyak tanya dan kejanggalan. Salah satu korban, Sri Meyke Male (30), menjadi sorotan setelah suaminya, Fandy Ahmad, mengungkapkan kejanggalan terkait jadwal penerbangannya. Fandy menyatakan bahwa istrinya seharusnya terbang pada Kamis (24/10/2024), bukan pada Minggu (20/10/2024) saat insiden terjadi.
Fandy mengungkapkan bahwa pihak maskapai SAM Air telah menjadwalkan penerbangan Meyke untuk Kamis, namun jadwal tersebut dibatalkan dengan alasan teknis. “Sebenarnya penerbangan ini dibatalkan di hari Kamis karena spare part yang masih di Jakarta. Saya dapat informasi dari agen SAM Air,” ungkap Fandy. Selasa (22/10/2024).
Setelah dibatalkan, Meyke tiba-tiba menerima tiket untuk penerbangan pada hari Minggu. “Sekitar satu dua hari, tiba-tiba dia dapat tiket penerbangan di hari Minggu. Saya heran, karena sebelumnya mereka bilang spare part belum ada,” kata Fandy. Meskipun merasa khawatir, Fandy tidak bisa menghentikan keinginan istrinya untuk terbang.
Tragisnya, pesawat yang ditumpangi Meyke mengalami kecelakaan di kawasan Bandara Panua, Pohuwato, Gorontalo, mengakibatkan meninggalnya Meyke dan tiga korban lainnya. Fandy yang saat itu menunggu kedatangan istrinya di bandara, terkejut ketika menerima kabar tentang kecelakaan tersebut. “Sekitar 09.02 Wita saya menunggu kedatangan istri, tiba-tiba HP bunyi dari orang rumah kasih info pesawat jatuh,” ujarnya.
Dukungan emosional menjadi penting bagi Fandy, yang sebelumnya menjalin hubungan jarak jauh dengan Meyke. “Kita tiap hari kontak, video call tidak pernah putus,” ujarnya dengan nada sedih. Kini, ia harus menghadapi kenyataan pahit ditinggal oleh istri tercintanya.
Di sisi lain, kenangan akan keinginan terakhir Meyke untuk pulang semakin menambah kesedihan. “Dia selalu bilang ingin pulang,” ungkap Fandy. Meyke bahkan telah merencanakan perjalanan ke Palu, Sulawesi Tengah, untuk merayakan ulang tahun anak mereka. Namun, keinginan itu tertunda, dan kini tinggal kenangan.
Fandy mengenang kedekatannya dengan Meyke, yang selalu bersamanya dalam berbagai aktivitas. “Kalau saya tugas di sini, dia selalu ada. Mau kemana pun, pasti ada dia,” kenangnya. Kini, dengan kepergian Meyke, Fandy merasakan kehilangan yang mendalam, terutama bagi ketiga anak mereka yang kini harus hidup tanpa sosok ibu.
Anak tertua mereka sudah duduk di bangku SMP, sedangkan dua anak lainnya masih SD dan balita. Mereka ditinggalkan di rumah orang tua Fandy di Gorontalo saat insiden terjadi. Pemakaman jenazah Sri Meyke pada Senin (21/10/2024) diwarnai isak tangis dari keluarga, terutama dari anak kedua mereka, Rafi Ahmad, yang menangis histeris saat melihat jenazah ibunya diturunkan ke liang lahad.
Kehilangan sosok Meyke yang penuh kasih dan perhatian, membuat Fandy harus berjuang untuk tetap kuat bagi ketiga anak mereka. Sementara itu, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dan kejanggalan yang melatarbelakanginya. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam penerbangan, dan perlunya transparansi dari pihak maskapai mengenai kondisi penerbangan mereka.
(N/014)
Kejanggalan Jatuhnya Pesawat SAM Air, Suami Ungkap Penjadwalan Yang Membingungkan