BREAKING NEWS
Rabu, 05 November 2025

Menkomdigi Meutya Hafid: IoT Bantu Petani Sragen Hemat Pupuk dan Naikkan Hasil Panen

Mutiara - Rabu, 05 November 2025 15:47 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid: IoT Bantu Petani Sragen Hemat Pupuk dan Naikkan Hasil Panen
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. (Foto: Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAWA TENGAH— Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) di sektor pertanian terbukti mampu menekan penggunaan pupuk padi hingga 50 persen di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Menkomdigi) Meutya Hafid saat menghadiri kegiatan panen padi bersama petani di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, pada Rabu (5/11/2025).

Meutya menjelaskan bahwa penggunaan teknologi digital berbasis IoT dan kecerdasan buatan tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga mengurangi emisi karbon serta menjaga keseimbangan ekosistem tanah.

Baca Juga:

"Kalau kita mau kedaulatan pangan, maka teknologinya juga harus berdaulat. Nanti padinya berdaulat, dan startup-nya pun sebaiknya berasal dari dalam negeri agar kita benar-benar mandiri," ujar Meutya.

Proyek pertanian berbasis IoT ini menggunakan alat bernama Jinawi IoT, yang berfungsi mengukur kelembapan tanah, kadar hara, serta kebutuhan air dan pupuk secara real time.

Dengan sistem ini, petani bisa melakukan pemupukan presisi sesuai kondisi lahan, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan.

"Setelah diterapkan, produktivitas meningkat, sementara penggunaan pupuk bisa turun 40 hingga 50 persen. Dampaknya juga positif bagi lingkungan karena emisi karbon menurun," ungkap Meutya.

Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi Edwin Hidayat Abdullah menambahkan, sistem IoT Jinawi berfokus pada pengelolaan unsur hara tanah seperti NPK dan pH, sehingga mampu menekan penggunaan pupuk secara signifikan.

"IoT Jinawi ini fokus pada keseimbangan unsur hara. Dalam catatan kami, penggunaan pupuk bisa ditekan hingga 50 persen. Bahkan, beberapa petani melaporkan penghematan lebih besar," jelas Edwin.

Salah satu petani padi, Tri Widodo dari Kelompok Tani Trida Tani di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, mengaku merasakan langsung manfaat penggunaan alat Jinawi.

"Dulu saya pakai pupuk sekitar 1 ton per hektare. Setelah pakai alat Jinawi, hanya perlu sekitar 650 kilogram per hektare. Hasilnya tetap bagus, tanah subur, dan batang padi lebih kuat," tutur Tri.

Selain menghemat pupuk, alat Jinawi juga membantu petani memantau zat hara dan kelembapan tanah, sehingga mereka bisa mengetahui secara akurat kondisi lahan sebelum melakukan pemupukan.

Menurut Meutya, keberhasilan penerapan teknologi IoT di Sragen menjadi bukti bahwa transformasi digital di sektor pertanian dapat memberikan dampak langsung terhadap efisiensi biaya, peningkatan hasil panen, dan pelestarian lingkungan.

"Ini bukan hanya soal digitalisasi, tapi soal masa depan pangan Indonesia. Teknologi seperti ini akan menjadi kunci menuju kedaulatan pangan nasional," tegasnya.*

(kp/M/006)

Editor
: Redaksi
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Empat Kios Dicabut Izinnya! Pupuk Indonesia Bongkar Penjualan Pupuk Subsidi di Atas Harga Resmi
Menkomdigi Meutya Hafid Optimistis Percepat Pertumbuhan Startup di Tengah Tech Winter
Harga Pupuk Subsidi Turun 20%, Zulkifli Hasan Pastikan Stok Melimpah untuk Petani
Musim Tanam Aman, Kuota Pupuk Bersubsidi Naik Jadi 9,5 Juta Ton
Resmi! Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20% Secara Nasional
Internet Maluku Sering Gangguan, Pemerintah Dorong Operator Beri Kompensasi & Perbaikan
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru