BREAKING NEWS
Minggu, 03 Agustus 2025

Disindir Dangkal oleh Rocky Gerung, Dedi Mulyadi: Yang Dalam Malah Bikin Orang Tenggelam

Justin Nova - Sabtu, 24 Mei 2025 17:52 WIB
291 view
Disindir Dangkal oleh Rocky Gerung, Dedi Mulyadi: Yang Dalam Malah Bikin Orang Tenggelam
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAWA BARAT -Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan tanggapan santai terhadap kritik tajam yang dilontarkan oleh pengamat politik Rocky Gerung, yang menilai dirinya berpikiran dangkal dan lebih mementingkan visualisasi ketimbang visi.

Melalui unggahan di akun Instagram-nya, @dedimulyadi71, Dedi merespons sindiran tersebut dengan sebuah analogi sederhana namun menohok.

"Saya memilih menjadi orang yang berpikiran dangkal, namun melahirkan hamparan tanaman. Daripada orang yang mengakui pikirannya dalam malah membuat banyak orang tenggelam," tulis Dedi sembari berjalan santai di hamparan sawah.

Baca Juga:

Alih-alih meradang, Dedi Mulyadi terlihat santai menanggapi kritik tersebut. Dalam video yang diunggah, ia tampak menikmati udara pagi sambil berolahraga, menunjukkan bahwa ia tak terlalu ambil pusing.

"Pagi semuanya, kita hadapi berbagai kritik dengan senyuman. Salam sehat bahagia selalu. Dengan melangkah hidup akan menjadi berkah," imbuhnya.

Baca Juga:

Sebelumnya, Rocky Gerung menilai gaya kepemimpinan Dedi Mulyadi terlalu mengandalkan penampilan dan media sosial. Ia mengutip teori Guy Debord dalam The Society of the Spectacle, menyebut bahwa masyarakat saat ini lebih menyukai tampilan visual ketimbang kedalaman gagasan.

"Jokowi dan Dedi Mulyadi sama-sama besar lewat intensitas kemunculan mereka di media, bukan karena visinya," ujar Rocky.

Tak hanya itu, Rocky juga menyoroti program Dedi yang mengirim remaja bermasalah ke barak militer. Ia menilai kebijakan tersebut bersifat dangkal karena hanya mendisiplinkan fisik tanpa mendidik pola pikir. Ia bahkan mengaitkannya dengan teori Michel Foucault tentang masyarakat disipliner.

Rocky juga menyebut rendahnya rata-rata IQ masyarakat Indonesia sebagai faktor larisnya politik berbasis "penampilan". Ia mengklaim angka IQ nasional stagnan di 78 menurut data WHO dan World Bank.

"Hanya dalam masyarakat dengan IQ 78, kedangkalan itu laku," ucapnya.

Meski menjadi sasaran kritik akademik, Dedi Mulyadi tetap memilih merespons dengan tindakan nyata di lapangan. Ia menekankan pentingnya aksi konkret dan dampak langsung terhadap masyarakat dibanding terlibat dalam debat filosofis.*

(gn/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru