BREAKING NEWS
Jumat, 27 Juni 2025

5 Pantangan Malam 1 Suro: Waktu Sakral yang Sarat Mitos dan Laku Spiritual

Adelia Syafitri - Kamis, 26 Juni 2025 16:38 WIB
80 view
5 Pantangan Malam 1 Suro: Waktu Sakral yang Sarat Mitos dan Laku Spiritual
Malam 1 Suro. (foto: iStockphoto/mariusFM77)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA— Malam Satu Suro, yang menandai malam pertama bulan Suro dalam kalender Jawa dan bertepatan dengan 1 Muharam dalam kalender Hijriah, sejak lama dipercaya sebagai malam yang sakral dan penuh energi mistis oleh masyarakat Jawa.

Tradisi dan kepercayaan turun-temurun menyebutkan bahwa pada malam ini, batas antara alam manusia dan alam gaib menjadi tipis.

Baca Juga:

Tak heran jika berbagai pantangan diterapkan demi menjaga keselamatan lahir dan batin.

Berikut lima pantangan utama yang masih dijaga hingga kini:

1. Dilarang Keluar Rumah

Banyak masyarakat meyakini bahwa malam 1 Suro adalah waktu rawan gangguan gaib, termasuk aktivitas para pelaku ilmu hitam yang mencari tumbal.

Keluar rumah tanpa keperluan mendesak dianggap bisa mengundang bahaya, terutama bagi mereka yang memiliki weton tertentu.

2. Tidak Boleh Berisik atau Bicara Keras

Tradisi tapa bisu, yang dijalankan dalam ritual seperti Mubeng Beteng di Yogyakarta, menjadi simbol keheningan dan introspeksi.

Berbicara keras atau gaduh dianggap mengganggu kekhusyukan dan bahkan bisa memicu gangguan metafisik.

3. Pantangan Gelar Hajatan atau Pesta

Sesuai ajaran Sultan Agung, bulan Suro adalah waktu untuk menyepi, bukan bersuka cita.

Menggelar pernikahan, sunatan, atau pesta lainnya pada malam ini dipercaya membawa kesialan seperti perceraian atau kemunduran rezeki.

4. Dilarang Pindah Rumah atau Membangun

Memulai pembangunan rumah atau pindahan dianggap membawa risiko spiritual.

Banyak keluarga memilih menunda aktivitas besar ini karena diyakini bisa mengundang gangguan dari makhluk halus dan memengaruhi keselamatan penghuni.

5. Jaga Lisan, Hindari Konflik

Ucapan dianggap memiliki energi spiritual yang kuat.

Pada malam sakral ini, masyarakat diajak menjaga lisan, menghindari kata kasar atau pertengkaran, demi menciptakan suasana khusyuk dalam menyambut tahun baru Jawa.

Tradisi ini menegaskan bahwa Malam 1 Suro bukan sekadar pergantian tahun, tapi juga momentum spiritual yang penuh makna, diwarnai oleh ritual, doa, dan perenungan atas perjalanan hidup.

Bagi masyarakat Jawa, menjaga harmoni antara dunia nyata dan dunia tak kasatmata adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur dan warisan budaya.*

(oz/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Gebyar Pekan Budaya Nusantara II 2025 Rayakan Keberagaman di Kabupaten Deliserdang
komentar
beritaTerbaru