BITVONLINE.COM -Harga beras yang masih bertahan tinggi menjadi sorotan utama di tengah turunnya harga gabah. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengungkapkan alasan di balik fenomena ini.
Menurut Bayu, tingginya harga beras terkait dengan keterbukaan pengetahuan pedagang beras. Mereka kini mampu memperkirakan kualitas panen padi di masa mendatang, sehingga dapat mengantisipasi fluktuasi harga.
“Pedagang beras kini memiliki pengetahuan yang semakin terbuka. Mereka bisa melihat proyeksi ke depan tentang kualitas panen, sehingga bisa membuat keputusan yang tepat terkait harga,” ujar Bayu saat ditemui di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan.
Selain itu, faktor geopolitik yang memengaruhi nilai kurs juga turut berperan dalam fluktuasi harga beras. Ketidakpastian ini membuat harga beras internasional masih berfluktuasi, yang juga dipahami oleh para pedagang.
Bayu juga menyampaikan langkah Bulog untuk menstabilkan harga pangan, khususnya beras. Selain dari bantuan pangan, Bulog juga akan memberdayakan program Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai outlet untuk intervensi harga di tingkat ritel.
“Melalui program RPK, kami ingin memastikan harga beras tetap stabil di level petani, namun juga memberikan intervensi yang efektif di tingkat ritel untuk masyarakat menengah ke bawah,” tambahnya.
Program bantuan pangan masih ditujukan untuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah, sementara RPK diarahkan untuk masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian, diharapkan stabilitas harga beras dapat terjaga sambil menjaga keberlangsungan ekonomi petani dan kesejahteraan masyarakat.
Bagaimana menurut Anda? Apakah langkah Bulog ini akan efektif dalam menjaga harga beras agar tetap terjangkau?
(N/014)
Bos Bulog Ungkap Alasan Harga Beras Masih Tinggi Meski Harga Gabah Turun