BNPB Revisi Data Korban Bencana, Angka Meninggal Turun Jadi 921 Orang
JAKARTA Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto memperbarui data korban bencana di wilayah Sumatera. Dalam
NASIONAL
BANYUWANGI –Di tengah tantangan dunia pendidikan, Wiga Kurnia (27), seorang guru di sebuah SMP swasta di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, menjadi sorotan publik setelah kisahnya viral di media sosial. Dengan gaji yang hanya Rp 200 ribu per bulan, Wiga mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa meski harus berjuang keras memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Wiga, lulusan S1 dari salah satu universitas di Malang, mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dengan total 25 jam kerja per minggu. Sejak bergabung pada tahun 2022, ia menyadari bahwa gaji yang diterimanya jauh dari cukup. Idealnya, sebagai seorang guru, ia seharusnya menerima bayaran sebesar Rp 15 ribu per jam, yang jika dihitung dalam sebulan seharusnya mencapai Rp 375 ribu. Namun, kendala pendapatan sekolah yang harus membagi keuangan untuk delapan staf, termasuk kepala sekolah, membuat Wiga hanya mendapatkan bagian yang sangat minim.
“Secara logika, gaji saya tidak cukup, tapi saya jalani saja,” ungkap Wiga, dengan nada yang mencerminkan keteguhan hatinya.
Sebagai ibu dari dua anak, Wiga tidak bisa bergantung sepenuhnya pada gajinya. Suaminya, yang juga bekerja sebagai guru honorer di SMP Negeri di Banyuwangi, menjadi penopang utama keluarga. “Gaji suami cukup untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun kami harus berhemat. Kebutuhan anak-anak menjadi prioritas saya,” tambahnya.
Meskipun menjadi guru bukanlah cita-cita awalnya—ia dahulu bercita-cita menjadi anggota polisi atau wiraswasta—Wiga merasa bahwa mengajar adalah jalan yang diberikan takdir. “Basic orang tua saya adalah guru, saya memiliki ilmu, jadi lebih baik digunakan daripada tidak terpakai,” ujarnya.
Namun, perjalanan mengajar Wiga tidaklah mudah. Selain gaji yang minim, ia juga harus menghadapi berbagai persoalan di sekolah. Dengan total 40 murid, Wiga mencatat banyak meja dan kursi yang mengalami kerusakan, dan fasilitas yang tidak memadai membuat proses belajar mengajar menjadi sulit. Bahkan, sekolahnya masih menggunakan Kurikulum 2013 dan KTSP, bukan kurikulum merdeka yang lebih modern.
“Sebagian besar murid saya adalah anak-anak pesisir yang tidak mampu membiayai sekolah. Banyak di antara mereka dilarang melanjutkan pendidikan karena disuruh orang tuanya bekerja,” jelas Wiga. Ia merasa bertanggung jawab untuk terus mendampingi murid-murid yang belum lancar membaca dan menulis, meskipun mereka sudah berada di jenjang pendidikan menengah.
“Banyak anak-anak di kelas 7, 8, dan 9 yang tidak bisa membaca dan menulis. Mereka sangat membutuhkan pendidikan yang intensif,” ungkapnya, dengan nada prihatin.
Melalui video yang ia unggah di TikTok, Wiga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap sarana dan prasarana pendidikan, terutama di daerah-daerah seperti tempat ia mengajar. “Pemerintah seharusnya memberikan bantuan atau paling tidak melihat kondisi sarana prasarana sekolah kami,” harapnya.
Wiga berencana untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama satu tahun ke depan, yang diharapkan dapat membantunya masuk dalam daftar prioritas untuk mengikuti tes PPPK di masa depan.
Kisah Wiga Kurnia menjadi refleksi nyata tentang tantangan yang dihadapi guru di daerah, dan semoga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih menghargai profesi mulia ini. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Wiga menunjukkan bahwa meskipun dengan gaji yang minim, pengabdian seorang guru tetap memiliki makna yang mendalam bagi generasi penerus bangsa.
(N/014)
JAKARTA Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto memperbarui data korban bencana di wilayah Sumatera. Dalam
NASIONAL
BADUNG, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Winarko, resmi membuka program Eazy Passport dan Eazy Stay Permit di Disco
NASIONAL
BULELENG, Pemberitaan miring mengenai keberadaan Indomaret di Kawasan Pesisir Pantai Penyusuhan, Banjar Dinas Tukad Ampel, Kecamatan Kub
EKONOMI
ACEH TAMIANG, Banjir yang melanda Kampung Paya Bedi, Kuala Simpang, Aceh Tamiang, menyisakan duka mendalam bagi warga. Rumahrumah teren
NASIONAL
MEDAN Di Era Digital Saat Ini, Hampir Semua Aktivitas Bergantung Pada Data. Kehilangan File Penting Bisa Menjadi Masalah Besar, Mulai Dari
SAINS DAN TEKNOLOGI
CHONBURI Timnas Putri Indonesia menorehkan kemenangan 31 atas Singapura pada pertandingan kedua Grup A SEA Games 2025 di Stadion Chonbu
OLAHRAGA
ACEH UTARA Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Lhokseumawe, M Agam Khalilullah, terpaksa menempuh jalur Bener Meriah menuju Aceh Uta
NASIONAL
MEDAN Komunitas pencinta kereta api Railfans Indonesia bergerak cepat untuk membantu korban banjir bandang di Sumatera Utara. Di bawah p
NASIONAL
BIREUEN Pembangunan fisik dua jalur Tower Emergency di Kabupaten Bireuen, Aceh, telah mencapai 87 persen. Menara ini dipersiapkan untuk
NASIONAL
LABUHANBATU SELATAN Bunda PAUD Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Ny. Indah Fery Simatupang, memimpin kegiatan senam pagi bersama para guru
PENDIDIKAN