JAKARTA -Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan perlunya Penyelidikan Penggelapan Aset dan Tindak Pidana (PPATK) untuk mengungkap nama-nama anggota dewan yang diduga terlibat dalam praktik judi online. Permintaan ini dilontarkan Puan sebagai upaya transparansi dan untuk menghindari persepsi negatif terhadap lembaga legislatif di mata publik.
“Ya kalau memang itu ada ya sebutin namanya,” tegas Puan Maharani saat diwawancara di Gedung DPR, Selasa (2/7). Ia menambahkan bahwa pengungkapan ini penting untuk mencegah munculnya fitnah dan memastikan bahwa proses hukum dapat berjalan dengan adil dan transparan.
Sebelumnya, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR menerima surat dari Menko Polhukam Hadi Tjahjanto yang melaporkan adanya dugaan keterlibatan dua anggota dewan dan 58 karyawan DPR RI dalam judi online. Ketua MKD, Adang Daradjatun, mengonfirmasi penerimaan surat tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya akan mengkaji secara mendalam laporan tersebut.
“Hari ini kita mendapatkan surat resmi dari Menkopolhukam sebagai ketua satgas judi online, jadi ternyata setelah surat resmi itu dipelajari memang ada dua anggota dewan perwakilan rakyat dilaporkan bermain judi, terduga ya,” ungkap Adang Daradjatun.
Meskipun demikian, anggota MKD, Habiburokhman, mengingatkan bahwa dari 58 orang yang terlibat, belum tentu semuanya adalah anggota dewan. “Keterangan menunjukkan bahwa dari 58 orang itu, mereka adalah staf atau karyawan DPR RI, bukan necessarily anggota DPR RI,” jelasnya.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang integritas dan moralitas para wakil rakyat. Upaya Puan Maharani untuk mengajak PPATK turun tangan merupakan langkah awal untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif. Dengan transparansi yang lebih baik, diharapkan kasus ini dapat diselesaikan dengan adil dan mendapatkan penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak terkait.
Di tengah sorotan media dan publik yang meningkat, pihak berwenang diharapkan dapat bertindak cepat dan tepat dalam menangani kasus ini, serta memberikan klarifikasi yang memadai terhadap semua pihak yang terlibat. Hal ini menjadi ujian bagi DPR RI dalam menjaga integritas dan moralitas anggotanya dalam melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan perlunya Penyelidikan Penggelapan Aset dan Tindak Pidana (PPATK) untuk mengungkap nama-nama anggota dewan yang diduga terlibat dalam praktik judi online. Permintaan ini dilontarkan Puan sebagai upaya transparansi dan untuk menghindari persepsi negatif terhadap lembaga legislatif di mata publik.
“Ya kalau memang itu ada ya sebutin namanya,” tegas Puan Maharani saat diwawancara di Gedung DPR, Selasa (2/7). Ia menambahkan bahwa pengungkapan ini penting untuk mencegah munculnya fitnah dan memastikan bahwa proses hukum dapat berjalan dengan adil dan transparan.
Sebelumnya, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR menerima surat dari Menko Polhukam Hadi Tjahjanto yang melaporkan adanya dugaan keterlibatan dua anggota dewan dan 58 karyawan DPR RI dalam judi online. Ketua MKD, Adang Daradjatun, mengonfirmasi penerimaan surat tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya akan mengkaji secara mendalam laporan tersebut.
“Hari ini kita mendapatkan surat resmi dari Menkopolhukam sebagai ketua satgas judi online, jadi ternyata setelah surat resmi itu dipelajari memang ada dua anggota dewan perwakilan rakyat dilaporkan bermain judi, terduga ya,” ungkap Adang Daradjatun.
Meskipun demikian, anggota MKD, Habiburokhman, mengingatkan bahwa dari 58 orang yang terlibat, belum tentu semuanya adalah anggota dewan. “Keterangan menunjukkan bahwa dari 58 orang itu, mereka adalah staf atau karyawan DPR RI, bukan necessarily anggota DPR RI,” jelasnya.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang integritas dan moralitas para wakil rakyat. Upaya Puan Maharani untuk mengajak PPATK turun tangan merupakan langkah awal untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif. Dengan transparansi yang lebih baik, diharapkan kasus ini dapat diselesaikan dengan adil dan mendapatkan penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak terkait.
Di tengah sorotan media dan publik yang meningkat, pihak berwenang diharapkan dapat bertindak cepat dan tepat dalam menangani kasus ini, serta memberikan klarifikasi yang memadai terhadap semua pihak yang terlibat. Hal ini menjadi ujian bagi DPR RI dalam menjaga integritas dan moralitas anggotanya dalam melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat.
(N/014)
Puan soal Anggota DPR Terlibat Judol: Sebut Namanya, Biar Tak Ada Fitnah