JAKARTA –Wakil Menteri Sosial (Wamen Sosial) Agus Jabo Priyono mengingatkan seluruh jajaran Kementerian Sosial (Kemensos) untuk bersiaga menghadapi potensi bencana alam yang biasanya terjadi pada akhir tahun, terutama memasuki bulan Desember. Agus menyebut bahwa berdasarkan pengalaman, periode tersebut sering kali diiringi dengan berbagai bencana, seperti banjir dan tanah longsor, yang disebabkan oleh tingginya curah hujan.
“Secara umum, kita sudah perintahkan semua instrumen dan struktur Kemensos di daerah untuk siaga, ya, siaga menghadapi bencana,” kata Agus Jabo Priyono usai kegiatan tabur bunga di laut yang digelar pada Minggu (10/11), di perairan Jakarta.
Agus mengungkapkan, salah satu bencana yang perlu diwaspadai adalah banjir akibat hujan deras, yang berpotensi melanda banyak wilayah Indonesia. Selain itu, longsor juga menjadi ancaman besar, terutama di daerah yang memiliki topografi berbukit.
“Ini bulan Desember, sebentar lagi musim hujan. Kita sudah mempersiapkan segala langkah antisipasi untuk mengurangi dampak bencana, terutama banjir dan tanah longsor,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa Kemensos telah menyiapkan bantuan dan personel untuk mengatasi dampak bencana yang mungkin terjadi.
Bersamaan dengan itu, dia juga mengingatkan bahwa selain kesiapsiagaan, perlu ada koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta pihak-pihak terkait lainnya, agar penanganan bencana bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. “Kita semua perlu bekerja sama. Kita tidak bisa menangani bencana sendirian, butuh sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan relawan,” tambah Agus.
Sebelumnya, prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengungkapkan bahwa puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2025. Sementara itu, beberapa wilayah di Indonesia diperkirakan akan mulai mengalami hujan dengan intensitas tinggi pada akhir November 2024. Hal ini tentu memerlukan kewaspadaan ekstra bagi semua pihak terkait, termasuk Kemensos, yang bertanggung jawab dalam penanganan dampak sosial dari bencana.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa musim hujan di wilayah Jawa akan dimulai pada akhir Oktober hingga awal November 2024, meskipun intensitasnya bervariasi antar daerah. “Bulan Desember akan menjadi puncak curah hujan, dan kita sudah memprediksi potensi bencana yang ditimbulkan, seperti banjir dan longsor,” ujarnya.
Agus juga menekankan bahwa selain kesiapan personel, Kemensos juga mempersiapkan bantuan sosial untuk masyarakat yang terdampak bencana. “Kami sudah menyiapkan berbagai bantuan, mulai dari logistik, tenda pengungsian, hingga kebutuhan dasar lainnya. Tim kemensos di daerah juga siap bergerak cepat jika bencana terjadi,” jelas Agus.
Dia berharap agar seluruh jajaran Kemensos di tingkat pusat hingga daerah dapat bekerja secara maksimal untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. “Kita tidak ingin ada masyarakat yang tertinggal dalam penanganan bencana. Kami pastikan semua kebutuhan dasar korban bencana akan terpenuhi,” tutupnya.
Terkait dengan hal ini, Agus juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi musim hujan dan potensi bencana alam. Menurutnya, masyarakat perlu mendapatkan edukasi terkait mitigasi bencana agar bisa mengurangi risiko kerugian. “Selain bantuan dari pemerintah, kesadaran masyarakat juga penting. Masyarakat harus tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Kemensos akan terus berkoordinasi dengan BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam memantau perkembangan cuaca dan dampaknya terhadap daerah-daerah rawan bencana. Kesiapsiagaan masyarakat dan aparat pemerintah di tingkat daerah akan sangat menentukan efektivitas penanggulangan bencana di lapangan.
(N/014)
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono: Siaga Bencana Menghadapi Musim Hujan dan Akhir Tahun