MEDAN -Setelah mengalami perhatian publik terkait pengelolaan yang buruk dan kondisi satwa yang mengenaskan, Medan Zoo kini tengah menjalani revitalisasi. Dengan sejumlah pembenahan, mulai dari pewarnaan gedung hingga perbaikan kandang, pihak pengelola berupaya menjadikan Medan Zoo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Medan.
Medan Zoo yang terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan, memiliki koleksi 110 satwa yang terdiri dari mamalia, reptil, dan burung. Namun, saat ini banyak kandang yang kosong akibat proses revitalisasi yang sedang berlangsung.
Tiket masuk Medan Zoo dipatok seharga Rp 15 ribu pada hari biasa dan Rp 20 ribu saat akhir pekan. Selama kunjungan, pengunjung akan melihat banyak petugas kebersihan yang aktif menjaga kebersihan area, serta paving block yang bersih, memberikan kesan positif bagi para pengunjung.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, memutuskan untuk menutup sementara Medan Zoo mulai Februari 2024 untuk memfasilitasi pembangunan. Ia menegaskan bahwa penutupan bukan karena kesehatan satwa, melainkan demi perbaikan fasilitas. “Kami ingin memastikan bahwa saat satwa dipindahkan, mereka tetap dalam kondisi yang baik,” ujarnya pada 17 Januari 2024.
Namun, dalam pantauan Tempo pada 21 September 2024, meski beberapa kandang satwa, seperti monyet, buaya, dan berbagai jenis burung dalam kondisi cukup memadai, terdapat kasus kematian seekor burung Kerak Jambul yang ditemukan tewas dalam kandang. Hal ini menimbulkan keprihatinan di kalangan pengunjung mengenai kesejahteraan satwa di kebun binatang.
Salah satu pengunjung, Deny, mengungkapkan pendapatnya mengenai kondisi Medan Zoo. “Masih banyak yang perlu diperbaiki. Jika kematian satwa masih terjadi, fokus pada kesehatan mereka harus ditingkatkan,” tuturnya. Meskipun demikian, ia tetap optimis bahwa Medan Zoo dapat berkembang sebagai destinasi wisata dan edukasi jika perbaikan dilakukan secara konsisten.
Dalam rangka memenuhi aturan konservasi hewan yang dilindungi, Wali Kota Medan memastikan pihaknya akan fokus pada kesehatan hewan dan upaya pembiakan di kebun binatang. “Kita akan utamakan lima hektare untuk area konservasi dari total 30 hektare,” kata Bobby.
Pengembangan pariwisata juga terus digencarkan dengan peluncuran Magical Forest Dhuna Glow, sebuah hutan berlampu yang terbuka di malam hari, dilengkapi dengan cahaya lampu dan binatang hologram. Dhuna Glow diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Medan Zoo dan memberi manfaat bagi pelaku UMKM.
Meskipun Dhuna Glow menawarkan tiket masuk seharga Rp 50 ribu, petugas menginformasikan bahwa fasilitas ini tidak dibuka setiap hari. Fasilitas ini dijadwalkan kembali dibuka pada 30 September 2024.
Revitalisasi Medan Zoo diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan satwa, tetapi juga menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi. Dengan perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan, Medan Zoo berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Kota Medan.
(N/014)
Medan Zoo Dapatkan Revitalisasi, Warga Harapkan Peningkatan Kesejahteraan Satwa