BREAKING NEWS
Kamis, 26 Juni 2025

Kepala BMKG Peringatkan Jokowi: Ancaman Kekeringan dan Karhutla di Depan Mata?

BITVonline.com - Minggu, 02 Juni 2024 07:58 WIB
20 view
Kepala BMKG Peringatkan Jokowi: Ancaman Kekeringan dan Karhutla di Depan Mata?
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan serius mengenai ancaman kekeringan yang diperkirakan akan melanda beberapa wilayah di Indonesia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam surat resminya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyoroti potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang bisa terjadi akibat kekeringan yang akan berlangsung di musim kemarau tahun ini.

Kondisi Kering di Selatan Khatulistiwa

Dwikorita menyebutkan bahwa sebagian wilayah di Indonesia, terutama yang berada di bagian selatan khatulistiwa, saat ini mengalami kondisi kering. Analisis Hari Tanpa Hujan (HTH) menunjukkan bahwa mayoritas wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami HTH sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang.

Sebanyak 19% dari zona musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau. Diperkirakan, dalam tiga dasarian ke depan, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan menyusul memasuki musim kemarau.

Baca Juga:

“Analisis curah hujan dan analisis sifat hujan untuk tiga dasarian terakhir menunjukkan bahwa kondisi kering sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan Khatulistiwa,” tulis Dwikorita dalam suratnya kepada Presiden.

Prediksi Puncak Musim Kemarau

BMKG memprediksi bahwa awal musim kemarau dimulai secara tidak bersamaan di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagian besar wilayah di Indonesia diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada bulan April hingga Juni 2024. Ini mencakup sebagian besar Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan.

Baca Juga:

Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus 2024, meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua.

Potensi La Nina

Fenomena La Nina diprediksi akan menghantam Indonesia pada saat musim kemarau. La Nina yang merupakan salah satu fase dari El Nino-Southern Oscillation (ENSO), biasanya menyebabkan hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat ini akan mendorong massa air laut ke arah barat, membuat suhu muka laut di Pasifik timur menjadi lebih dingin.

“Jadi bukan kering malah, tapi itu belum bisa disimpulkan dengan pasti. Masih membutuhkan data monitoring terhadap suhu muka air laut di wilayah perairan Indonesia dan juga suhu muka air laut di Samudera Pasifik,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers di Badung, Bali.

Mitigasi dan Tindakan

BMKG juga menyoroti hasil monitoring satelit yang menunjukkan kemunculan beberapa titik panas atau hot spot awal di daerah-daerah rawan karhutla. Untuk itu, Dwikorita meminta pemerintah memberikan perhatian khusus pada potensi terjadinya hot spot dan karhutla di daerah-daerah yang memiliki risiko menengah dan tinggi. Daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah, dengan kategori kurang dari 50 mm per bulan, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dampak kekeringan.

“Kondisi kekeringan saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September,” tambah Dwikorita.

Harapan dan Langkah Ke Depan

Peringatan ini menjadi penting untuk diantisipasi oleh berbagai pihak, terutama dalam upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang seringkali menjadi masalah serius di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi dampak kekeringan dan mencegah terjadinya karhutla yang bisa merusak ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.

Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan semua pihak dapat lebih waspada dan bersiap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Peningkatan koordinasi antar instansi serta kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan diharapkan dapat membantu mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh kekeringan dan kebakaran hutan.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Mendiktisaintek: Negara Maju Gemar Membaca, Negara Berkembang Gemar Menonton
Mahasiswa Geruduk Kejari Padangsidimpuan, Desak Tangkap Aktor Utama Korupsi ADD 2023
Pemkab Padang Lawas Utara Gelar Musrenbang RKPD 2026, Fokuskan Lima Program Strategis Daerah
Aksi Unjuk Rasa Memanas, Aktivis Desak Kejari Sungai Penuh Usut Dugaan Korupsi Kades Pelayang Raya
Wali Kota Sungai Penuh Tak Hadir Temui Demonstran, Massa Kecewa: Kenapa Menghindar?
Menhan RI Apresiasi Kodam Iskandar Muda atas Penyelenggaraan Program SPPI di Aceh: Cetak Agen Perubahan Bangsa
komentar
beritaTerbaru