BREAKING NEWS
Kamis, 11 September 2025

Kemenko PMK Ungkap Kontroversi Mahasiswa Penerima KIPK, Beasiswa atau Hedonisme?

BITVonline.com - Minggu, 05 Mei 2024 09:45 WIB
Kemenko PMK Ungkap Kontroversi Mahasiswa Penerima KIPK, Beasiswa atau Hedonisme?
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM -Penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) yang digadang-gadang bergaya hedon menjadi sorotan hangat dalam berbagai platform media sosial belakangan ini. Hebohnya pemberitaan ini membuat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) angkat bicara, dengan mengonfirmasi bahwa sejumlah mahasiswa yang diketahui bersifat hedon telah memilih untuk mengundurkan diri dari program tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Warsito, menegaskan bahwa program KIPK telah dirancang secara cermat untuk disalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Namun, masalah yang muncul tidak dapat diabaikan begitu saja. Kasus penerima KIPK yang kemudian terlihat mampu menikmati gaya hidup yang mewah menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan perguruan tinggi.

“Kejadian ini menjadi bagian penting bagi pemerintah dan perguruan tinggi untuk bersama-sama memperbaiki semua prosedur monitoring dan evaluasi KIP Kuliah,” ungkap Warsito, memberikan sinyal penting bagi pemerintah untuk meninjau kembali mekanisme seleksi dan pemantauan penerima KIPK.

Baca Juga:

Menurut Warsito, penentuan kelompok sasaran harus diperketat untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran. Meskipun para penerima KIPK telah melewati seleksi ketat, ada beberapa kasus di mana mereka kemudian mengalami peningkatan ekonomi. Dalam situasi semacam ini, Warsito menekankan pentingnya kesadaran diri bagi para penerima untuk secara sukarela mengundurkan diri dari program KIPK.

Namun, di tengah kekhawatiran akan efektivitas program bantuan tersebut, UGM menjadi salah satu universitas yang secara aktif melakukan penelusuran terhadap penerima KIPK yang mencurigakan. Sekretaris UGM, Andi Sandi, mengungkapkan bahwa salah satu indikator yang mereka telusuri adalah kepemilikan mobil dan gaya hidup konsumtif yang tidak sejalan dengan kondisi ekonomi penerima.

Baca Juga:

Dalam menjawab tantangan ini, Kemenko PMK berencana untuk melakukan evaluasi mendalam terkait pendataan penerima KIPK, melibatkan laporan masyarakat dan pengawasan melalui media sosial. Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa bantuan tersebut diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, serta memberikan perlindungan bagi integritas program tersebut dari kemungkinan penyalahgunaan.

Dengan demikian, kasus penerima KIPK yang bergaya hidonistik menjadi momentum penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memperkuat sistem pemantauan dan evaluasi, sehingga bantuan yang disalurkan benar-benar memberikan dampak yang positif bagi masa depan pendidikan di Indonesia.

(N/014)

0 komentar
Tags
beritaTerkait
Fadli Zon Tetapkan 27 September sebagai Hari Komedi Nasional, Terinspirasi Bing Slamet
Presiden Prabowo Temui Tokoh Lintas Agama, Setujui Pembentukan Komisi Investigasi Independen
Anggota DPR: Rencana TNI Laporkan Ferry Irwandi Langgar Konstitusi dan Hambat Demokrasi
Militer Nepal Tegaskan Komitmen Demokrasi, Gen Z Pimpin Perubahan Politik Pasca Pengunduran Diri PM Oli
Peringati HUT Lalu Lintas ke-70, Satlantas Polres Sibolga Gelar Donor Darah, Terkumpul 20 Kantong
Permenperin 35/2025 Resmi Terbit, Menperin Agus Gumiwang Luncurkan Aturan Baru TKDN dan BMP untuk Dorong Industri Nasional
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru