
Tragis, Balita di Simalungun T3was Tergelincir ke Parit saat Bermain Dekat Rumah
SIMALUNGUN Seorang balita perempuan bernama Glorya Pasaribu (2) ditemukan tewas setelah tergelincir ke dalam parit besar di dekat rumahn
Peristiwa
MEDAN -Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6.25% telah mengejutkan pasar. Langkah ini diambil di tengah-tengah pelemahan mata uang Rupiah, yang menyebabkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar. Namun, apa dampaknya bagi perekonomian Sumatera Utara (Sumut)?
Kenaikan suku bunga acuan tentu akan berimbas pada kenaikan biaya ekonomi secara keseluruhan, membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan berpotensi memperburuk daya beli masyarakat. Terutama, bagi eksportir Sumut, kenaikan ini dapat merugikan karena selama ini mereka diuntungkan oleh pelemahan Rupiah. Namun, apakah langkah ini benar-benar akan membantu mengendalikan gejolak mata uang?
Meskipun Rupiah terpantau menguat dalam perdagangan hari ini, kenaikan suku bunga acuan juga berpotensi membuat biaya input produksi mengalami kenaikan. Hal ini terutama berdampak pada perusahaan atau industri yang mengandalkan modal dari perbankan. Meskipun demikian, dampak langsung pada bunga pinjaman mungkin akan terasa setidaknya dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga:
Gunawan Benjamin, seorang Pengamat Ekonomi, menyatakan bahwa kenaikan ini setidaknya dapat mengurangi potensi gejolak Rupiah di masa yang akan datang. Namun, jika Rupiah tidak mampu kembali stabil di bawah 16.000 per US Dolar, biaya input produksi tetap akan naik seiring dengan pelemahan Rupiah sebelumnya. Namun, bagaimana jika Rupiah mampu menguat di bawah 16 ribu per US Dolar setelah kenaikan suku bunga?
“Dengan Rupiah yang menguat, biaya input produksi dapat kembali ke posisi normal. Namun, penguatan Rupiah juga dapat berdampak pada harga komoditas unggulan Sumut seperti sawit, karet, atau kopi,” ungkap Gunawan Benjamin.
Baca Juga:
Meskipun kenaikan suku bunga acuan ini memberikan ketenangan dalam menghadapi gejolak mata uang, stabilitas ekonomi Sumut masih menjadi sorotan. Terutama dalam mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan yang dipicu oleh pelemahan Rupiah. Oleh karena itu, langkah-langkah ke depan dalam pengelolaan ekonomi Sumut akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.
(N/014)
SIMALUNGUN Seorang balita perempuan bernama Glorya Pasaribu (2) ditemukan tewas setelah tergelincir ke dalam parit besar di dekat rumahn
PeristiwaJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mempertimbangkan langkah jemput paksa terhadap Gibbrael Isaak (GI), warga negara Singa
Hukum dan KriminalJAKARTA Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, mengecam keras pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang men
NasionalSIMALUNGUN Sebuah mobil dinas berpelat merah milik UPTD Samsat Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, m
Hukum dan KriminalJAKARTA Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari, melontarkan kritik keras terhadap Menteri Agraria dan Tata Ruang/Ba
Hukum dan KriminalSUMBA BARAT DAYA Seorang anggota polisi berpangkat Aipda berinisial PS, yang menjabat sebagai Kanit Propam Polsek Wewewa Selatan, kini r
Hukum dan KriminalJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa kenaikan gaji para hakim yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto hingga
NasionalJAKARTA Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani membuka peluang kerja sama penempatan tenaga kerja te
EkonomiWASHINGTON Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya buka suara terkait serangan militer Israel terhadap Iran yang terjadi pada Juma
InternasionalMEDAN Peristiwa tragis terjadi di kawasan Jalan Dr Wahidin Lama, Gang Lurah, Kelurahan Pandau Hulu II, Kecamatan Medan Area. Seorang pere
Hukum dan Kriminal