BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Airlangga Sebut Tidak Bijak Beli Dolar AS saat Rupiah Sedang Anjlok

BITVonline.com - Kamis, 18 April 2024 10:53 WIB
74 view
Airlangga Sebut Tidak Bijak Beli Dolar AS saat Rupiah Sedang Anjlok
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Pernyataan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah menyoroti kebijakan pembelian dolar AS dalam situasi melemahnya nilai tukar rupiah. Dalam konteks pelemahan rupiah yang terjadi pada Kamis (18/4), Airlangga menganggap tidak bijaksana jika institusi keuangan membeli dolar AS ketika nilai tukar rupiah sedang menguat.

Data terkini dari Bloomberg mencatat penurunan nilai tukar rupiah sebesar 41 poin atau 0,25 persen, dengan mencapai level Rp 16.179 per USD. Hal ini menjadi latar belakang bagi pernyataan Airlangga

, yang merespons keterangan tertulis Menteri BUMN Erick Thohir terkait pengelolaan risiko volatilitas nilai tukar, suku bunga, dan harga minyak.

Baca Juga:

Pernyataan dari Menko Ekonomi tersebut juga mengisyaratkan kritik terhadap permintaan BUMN perbankan untuk mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat. Airlangga menegaskan bahwa situasi pasar yang sedang menguatnya dolar AS seharusnya menjadi pertimbangan matang sebelum melakukan transaksi pembelian dolar.

“Kalau situasi dolar lagi menguat, tentu tidak bijaksana untuk beli dolar di harga tinggi. Tentu kita perlu meredam kebutuhan terhadap dolar,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian.

Baca Juga:

Kritik tersebut juga meluas ke arah menahan impor konsumtif di tengah kondisi pelemahan nilai tukar rupiah. Airlangga meminta kementerian dan lembaga terkait untuk membatasi impor barang konsumtif, sehingga tidak memberikan tekanan berlebihan pada kebutuhan devisa dan nilai tukar rupiah.

Di sisi lain, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara turut memberikan penekanan terkait kebijakan ini. Dia mengimbau para eksportir, khususnya di sektor ekstraktif seperti pertanian dan perkebunan, untuk menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam bentuk valuta asing (valas) di dalam negeri. Tindakan ini dianggap dapat memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

Perdebatan terkait kebijakan pembelian dolar AS dan strategi pengelolaan devisa hasil ekspor akan terus menjadi fokus perhatian dalam menghadapi dinamika perekonomian global dan volatilitas pasar ke depannya. Konsistensi kebijakan dan respons terhadap kondisi pasar menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah Indonesia di tengah tantangan global yang terus berubah.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Sindikat TPPO & Narkoba Bermodus PMI Ilegal Terbongkar di Sumut
Prabowo Kenang Bantuan Rusia Saat Merdeka: "Rusia Selalu Menolong Kami"
Akrab di JFK 2025: Pramono Anung & Cak Imin Duduk Berdampingan Saat Pembukaan
Gunung Semeru Erupsi 6 Kali Sehari, Kolom Letusan Capai 800 Meter
Pramono Anung Resmikan Jakarta Fair 2025, Pameran UMKM Terbesar di Asia Tenggara
Pasangan Serasi, El Rumi dan Syifa Hadju Curi Perhatian di Unduh Mantu Al Ghazali
komentar
beritaTerbaru