BREAKING NEWS
Selasa, 29 Juli 2025

Contoh Kultum Tarawih Malam Pertama Ramadhan tentang Bulan Suci yang Penuh Berkah

BITVonline.com - Senin, 11 Maret 2024 11:11 WIB
52 view
Contoh Kultum Tarawih Malam Pertama Ramadhan tentang Bulan Suci yang Penuh Berkah
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM – 1 Ramadhan 1445 H  Setiap Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia menyambut bulan suci dengan penuh kegembiraan dan kekhusyukan. Salah satu ritual yang tak terpisahkan dalam ibadah Ramadhan adalah sholat tarawih, yang kerap diiringi dengan penyampaian kultum.

Menurut definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kultum adalah kuliah tujuh menit; ceramah agama yang durasinya singkat namun sarat dengan makna. Ini merupakan momen penting di mana jemaah diberikan kesempatan untuk mendengarkan nasihat dan pengajaran agama yang membawa manfaat.

Dalam buku ’52 Kultum Favorit Untuk Muslimah’, disebutkan bahwa kultum merupakan singkatan dari kuliah tujuh menit, yang bertujuan untuk memberikan ceramah atau nasihat agama secara ringkas namun efektif. Tujuannya adalah agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:

Sholat tarawih menjadi momen yang ideal untuk penyampaian kultum, karena biasanya kultum disampaikan sebelum pelaksanaan sholat. Keberadaan kultum sebelum sholat tarawih telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam, dan dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ibadah tersebut.

Dalam upaya memberikan referensi bagi mereka yang bertanggung jawab dalam menyampaikan kultum, kita memiliki contoh teks kultum tarawih malam pertama Ramadhan yang diambil dari buku ‘Kumpulan Kultum Terlengkap & Terbaik Sepanjang Tahun’ karya A.R. Shohibul Ulum.

Baca Juga:

Kultum tidak hanya sekadar serangkaian kata-kata, tetapi juga merupakan sarana untuk memperkokoh iman dan meningkatkan pemahaman agama dalam diri umat Islam. Dengan pendekatan yang tepat, kultum dapat menjadi wahana untuk memotivasi dan menginspirasi jemaah dalam menjalani ibadah Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan keberkahan.

Dalam bulan suci ini, mari kita manfaatkan setiap kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki diri secara spiritual. Semoga kultum-kultum yang disampaikan di masjid-masjid seluruh penjuru dunia dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi umat Islam dalam meniti perjalanan ibadah mereka di bulan Ramadhan ini.

Contoh Teks Kultum Tarawih Malam Pertama Ramadhan Judul Kultum: Ramadhan Bulan Dakwah الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِتَرْكَ الْمَنَاهِي وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِينَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَابِ أَمَّا بَعْدُ

Jemaah yang dirahmati Allah…

Bulan Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk berdakwah. Orang-orang lebih gemar melakukan kebaikan dan mau mendengar dakwah pada bulan Ramadhan. Momen ini semestinya digunakan oleh para dai untuk memberikan nasihat dan wejangan.

Di antara ciri khas bulan Ramadhan adalah tumbuh subur dan menjamurnya suasana keislaman di semua tempat. Kesempatan saat kultum subuh maupun tarawih, atau ba’da dzuhur bisa dimanfaatkan untuk melakukan dakwah.

Hadirin yang dimuliakan Allah…

Rasulullah menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan penuh aktivitas yang positif. Beliau mengisinya dengan aktivitas dakwah dan sosial, perjalanan jauh dan jihad. Seperti misalnya perjalanan ke Lembah Badar (tahun 2 H), ke Makkah saat pembebasan Kota Makkah (tahun 8 H), ke Tabuk dalam keadaan sulit (tahun 9 H), dan lainnya.

Semua itu beliau lakukan dalam rangka berdakwah di jalan Allah. Rasulullah senantiasa mengelorakan semangat amal saleh para sahabat dengan tausiyah dan pesan-pesan dakwah di bulan Ramadhan.

Tema-tema tausiyah yang diangkat Rasulullah seperti kemuliaan qiyamul lail pada bulan Ramadhan, infak sedekah, dilipatgandakannya pahala amal perbuatan, diampuninya dosa-dosa, merupakan contoh dari motivasi untuk beramal lebih giat dan lebih banyak di bulan ini.

Maka, apa yang sudah diteladankan oleh Rasulullah sudah semestinya kita terapkan pula saat bulan penuh kebaikan datang menyapa. Dan di negeri kita, khususnya, tidak ada bulan di mana umat Islam begitu bersemangat, begitu bergairah dalam menerima dakwah seperti pada Bulan Ramadhan.

Jemaah yang berbahagia…

Dakwah pada hakikatnya memang kewajiban setiap Muslim dalam kapasitas yang berbeda-beda dan sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Dengan prinsip “Ballighu anni walau aayah” (sampaikanlah dariku walau satu ayat saja) menegaskan hal tersebut.

Dakwah adalah seruan, ajakan kepada Islam. Seruan untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan seruan menjauhi larangan-larangan-Nya. Berdasarkan prinsip ini, pada hakikatnya semua umat Muslim adalah dai (penyeru) kepada kebaikan dan pencegah terjadinya kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar).

Ketahuilah bahwa para dai adalah seorang yang memiliki perkataan yang baik dan mendapat sanjungan dari Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Surah Fussilat ayat 33:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’.”

Yang dimaksud dalam ayat ini kata Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya juz 12 halaman 240, bukanlah orang yang hanya sekadar berdakwah atau mengajak orang lain untuk baik. Namun, mereka yang mengajak juga termasuk orang yang mendapat petunjuk, lalu mengajak mengajak yang lain.

Ia mengajak kepada kebaikan, namun ia pun mengamalkannya. Begitu pula ia melarang dari suatu kemungkaran, ia pun menjauhinya. Artinya, agar dakwah bisa memengaruhi masyarakat dan mengubahnya ke arah yang lebih baik tentu persyaratan utamanya adalah penyeru itu sendiri.

Secara ideal, seorang dai adalah pengamal pertama ajaran Islam sebelum mengajak orang lain. Akan tetapi, jika belum sanggup mengamalkannya bukan berarti tidak boleh menyampaikannya sebab jika begitu akan banyak ajaran agama yang tidak pernah menjadi materi dakwah.

Hal lain yang menentukan pula adalah kapasitas keilmuwan penyeru dakwah. Ini bermakna bahwa kita tidak pernah berhenti belajar, menambah pengetahuan, wawasan dan bacaan terutama yang terkait langsung dengan dakwah pada bulan Ramadhan ini.

Muslimin yang berbahagia…

Dakwah mesti memperhatikan kondisi. Maksudnya, dahulukan yang lebih penting barulah hal-hal penting lainnya. Tetapi juga harus memperhatikan keadaan masyarakat dengan penyampaian agar mudah diterima.

Dalam Majmu’ al-Fatawa, juz 20 halaman 59, Ibnu Taimiyyah berkata, “Suatu penjelasan dan dakwah pada suatu masalah bisa saja diakhirkan hingga waktu yang memungkinkan sebagaimana Allah mengakhirkan turunnya ayat dan penjelasan hukum hingga waktu yang memungkinkan saat Rasulullah bisa menerima dan bisa menjelaskannya.”

Akan tetapi, ingatlah tugas seorang dai hanyalah menyampaikan berdasarkan ilmu yang ia miliki. Hidayah untuk menerima dan menjalankan kebenaran hanyalah di sisi Allah. Dalam Surat al-Qashash ayat 56, Allah berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”

Jemaah yang senantiasa dalam naungan Allah.

Dakwah dalam pengertian menyampaikan ajaran Islam adalah ladang kebaikan setiap kita pada bulan Ramadhan. Dakwah adalah jalan para Nabi, ulama dan generasi saleh sepanjang zaman.

Sedapat mungkin kita ikut ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) dalam mengerjakannya agar pahala-pahala puasa dan kemuliaan Ramadhan yang diperoleh dapat lebih maksimal. Diharapkan pula, pasca Ramadhan, umat Islam semakin tercerahkan akidah, ibadah, dan akhlaknya dan semakin baik kualitasnya sebagai efek positif dari bulan dakwah ini. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

Demikian tadi contoh teks kultum Ramadhan yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk disampaikan pada tarawih pertama bulan Ramadhan. Semoga informasi ini membantu!

(K/09)

Tags
komentar
beritaTerbaru