BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Pejabat Gubernur Jabar Tanggapi Tuduhan Tambang Penyebab Banjir Sukabumi, Janji Tegakkan Aturan Lingkungan

BITVonline.com - Minggu, 15 Desember 2024 04:50 WIB
62 view
Pejabat Gubernur Jabar Tanggapi Tuduhan Tambang Penyebab Banjir Sukabumi, Janji Tegakkan Aturan Lingkungan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SUKABUMI – Pejabat Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Machmudin, memberikan tanggapan terkait tudingan yang menyebutkan bahwa aktivitas tambang menjadi penyebab utama banjir besar yang melanda Sukabumi. Pernyataan ini disampaikan setelah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar memaparkan hasil kajian mereka yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tambang di wilayah tersebut diduga berkontribusi terhadap bencana ekologis yang terjadi.

Bey Machmudin menyatakan bahwa pemerintah Jabar akan melakukan kajian lebih lanjut terkait dugaan dampak negatif dari aktivitas pertambangan terhadap lingkungan. “Tentunya ini harus kami kaji ke depan, termasuk tentang pengaruhnya terhadap lingkungan dan bagaimana perizinannya,” ungkap Bey saat ditemui di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Minggu (15/12/2024).Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk menegakkan peraturan terkait pelestarian lingkungan, termasuk pencabutan izin perusahaan yang terbukti melanggar aturan. “Kami berprinsip bahwa jika perusahaan tidak menjalankan atau melanggar aturan, izinnya bisa dicabut. Termasuk jika mereka tidak melakukan pelestarian kembali setelah melakukan aktivitas,” jelas Bey.

Pernyataan ini muncul setelah Walhi Jabar merilis hasil kajian yang menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan di kawasan Pegunungan Guha dan Dano disebabkan oleh aktivitas pertambangan. Hasil pemantauan menggunakan citra satelit mengungkapkan bahwa tutupan hutan di kedua kawasan tersebut mengalami kehancuran yang diduga kuat akibat operasi tambang. Aktivitas ini, menurut Walhi, telah mengubah fungsi kawasan hutan yang sebelumnya menjadi penampung air alami, berpotensi meningkatkan run-off dan memperburuk dampak banjir.Mukri Friatna, Deputi Eksternal Eksekutif Nasional Walhi, menyatakan bahwa sejak 2015, pihaknya telah menentang kehadiran pabrik semen di wilayah tersebut, yang mereka anggap berisiko merusak kawasan karst yang merupakan sumber bahan baku utama semen. “Kehadiran pabrik semen ini dapat merusak ekosistem kawasan karst yang penting bagi keseimbangan lingkungan,” ujar Mukri dalam keterangan rilis Walhi Jabar.Selain itu, Walhi Jabar juga mengungkapkan bahwa tidak hanya kawasan Pegunungan Guha dan Dano yang mengalami kerusakan, tetapi juga hutan yang rusak akibat aktivitas tambang emas dan tambang galian kuarsa untuk bahan pembuatan semen. “Tanaman kaliandra dan gamal yang ditanam di area tersebut hanya menjadi kedok untuk menutupi praktik tambang ilegal yang kemudian dipanen untuk suplai serbuk kayu,” terang Wahyudin, salah seorang anggota Walhi. (JOHANSIRAIT)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
Sindikat TPPO & Narkoba Bermodus PMI Ilegal Terbongkar di Sumut
Prabowo Kenang Bantuan Rusia Saat Merdeka: "Rusia Selalu Menolong Kami"
Akrab di JFK 2025: Pramono Anung & Cak Imin Duduk Berdampingan Saat Pembukaan
Gunung Semeru Erupsi 6 Kali Sehari, Kolom Letusan Capai 800 Meter
Pramono Anung Resmikan Jakarta Fair 2025, Pameran UMKM Terbesar di Asia Tenggara
Pasangan Serasi, El Rumi dan Syifa Hadju Curi Perhatian di Unduh Mantu Al Ghazali
komentar
beritaTerbaru