Dinamika Politik Golkar Sumut: Ijeck Plt Ketua, Datok Ilhamsyah Mundur
MEDAN Dinamika politik di internal Partai Golkar Sumatera Utara memanas setelah Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, menetapkan Musa
POLITIK
JAKARTA – Umat Islam akan memasuki bulan Safar 1447 Hijriah pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Dalam menyambut pergantian bulan dalam kalender Islam, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan sebuah doa yang disunnahkan dibaca saat melihat hilal (bulan baru).
Doa ini menjadi pengingat agar setiap muslim menyambut datangnya bulan baru dengan penuh harapan akan keamanan, keimanan, serta kebaikan.
Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa berdoa saat melihat hilal:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلَامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ، هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
"Ya Allah, tampakkan al-Hilal itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. (Wahai hilal) bulan petunjuk dan kebaikan." (HR At-Tirmidzi, Ahmad – Hasan)
Keutamaan Bulan Safar dalam Islam
Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah.
Meskipun tidak seagung bulan Muharram atau Ramadan, Safar tetap memiliki sejumlah keutamaan yang penting dipahami oleh umat Islam.
Berikut beberapa nilai penting dari bulan Safar:
1. Membantah Khurafat dan Tahayul
Pada masa Jahiliyah, Safar dianggap sebagai bulan sial dan penuh kesialan.
Pandangan ini ditepis secara tegas oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya:
"Tidak ada kesialan karena 'adwa, tidak ada thiyarah, tidak ada hammah dan tidak pula Safar." (HR Bukhari & Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa bulan Safar bukanlah bulan sial, melainkan sama seperti bulan lainnya yang dapat digunakan untuk berbuat kebaikan.
2. Momentum Menikah dan Hijrah
Beberapa peristiwa penting terjadi pada bulan Safar, antara lain:
- Pernikahan Sayyidah Fatimah dengan Sayyidina Ali
- Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah dimulai di bulan ini
- Beberapa riwayat juga menyebutkan Rasulullah menikah dengan Sayyidah Khadijah pada bulan Safar
3. Menolak Sikap Pesimis
Kaum Jahiliyah terdahulu mengganti nama bulan Muharram dengan Safar agar bisa melakukan ibadah umrah sesuka hati mereka.
Rasulullah SAW memperbaiki pemahaman tersebut dengan mengajak umat Islam untuk tidak terpengaruh tradisi sesat dan berpikir positif terhadap bulan-bulan Hijriah.
Momen pergantian bulan ini juga menjadi waktu yang baik untuk bermuhasabah dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Membaca doa yang dicontohkan Rasulullah dapat menjadi sarana untuk memohon perlindungan dan kebaikan sepanjang bulan Safar.*
(sn/a008)
MEDAN Dinamika politik di internal Partai Golkar Sumatera Utara memanas setelah Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, menetapkan Musa
POLITIK
TAPANULI TENGAH, SUMATER UTARA Bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada akhir November 20
PERISTIWA
MEDAN Masyarakat di Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, resah akibat praktik pengoplosan gas bersubsidi 3 kilogram
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA, Polda Metro Jaya menurunkan 988 personel gabungan untuk mengamankan kegiatan tablig akbar Milad The Jakmania ke28 di Plaza Sel
NASIONAL
JAKARTA Sebuah kebakaran maut melanda rumah di Jalan Lindung, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis malam (18/12/2025). Lima anggota satu ke
PERISTIWA
Oleh Ruben Cornelius.MARI kita mulai dari logika paling dasar, yang bahkan tidak membutuhkan teori kebijakan publik. Jika sebuah wilayah di
OPINI
JAKARTA, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menanggapi kritik atas pernyataannya sebelumnya mengenai bantuan dari Malaysia untuk korba
NASIONAL
BATANGTORU Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, memastikan pemerintah segera membangun hunian tetap bagi warga korban banjir bandang
NASIONAL
JAMBI Kasus penembakan terhadap Aryadi oleh dua anggota Polsek Tebo Ulu, Polres Tebo, hingga tewas masih menyisakan pertanyaan besar. Ke
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA Kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali memanas setelah Tifauziah Tyassuma alias dr. Tifa menuding ijazah yang dit
POLITIK