JAKARTA – Di tengah beredarnya anggapan di masyarakat bahwa dosa zina bisa "menurun" hingga tujuh turunan, Buya Yahya menegaskan bahwa pandangan tersebut tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.
Dalam ceramahnya yang disampaikan melalui kanal resmi Al Bahjah TV, Buya menekankan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan suci, tanpa mewarisi dosa dari siapa pun, termasuk orang tuanya.
"Semua manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Meskipun orang tuanya adalah pezina, anak tetap memiliki peluang menjadi anak yang sholeh atau sholehah. Dosa orang tua tidak secara otomatis berpindah kepada anaknya," terang Buya Yahya.
"Dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (QS. Al-An'am: 164)
Hal ini sekaligus menegaskan bahwa anak dari hasil hubungan di luar nikah tetap berhak atas masa depan yang bersih dan bermartabat, selama ia sendiri menjalani hidup dengan penuh kebaikan dan ketakwaan.
Anak tidak menanggung kesalahan orang tua, dan masyarakat diimbau untuk tidak mendiskriminasi atau memandang rendah anak karena dosa masa lalu orang tuanya.
Buya Yahya juga mengajak masyarakat untuk bersikap arif, mengedepankan kasih sayang dan keadilan dalam menyikapi anak-anak yang lahir dari latar belakang seperti itu, karena sejatinya, Allah menilai manusia dari amal dan ketakwaannya, bukan dari silsilahnya.
Pesan ini penting untuk memperkuat semangat inclusivitas dan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, sekaligus meluruskan stigma yang seringkali keliru dan menyakiti pihak-pihak yang tidak bersalah.*