BREAKING NEWS
Senin, 28 April 2025

Indonesia Mulai Negosiasi Tarif Impor dengan AS, Target Rampung dalam 60 Hari

Justin Nova - Jumat, 18 April 2025 09:41 WIB
114 view
Indonesia Mulai Negosiasi Tarif Impor dengan AS, Target Rampung dalam 60 Hari
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Pemerintah Indonesia resmi memulai misi diplomasi ekonomi ke Amerika Serikat (AS) untuk menegosiasikan tarif impor tinggi terhadap produk-produk unggulan ekspor Indonesia.

Misi ini dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang mengungkap perkembangan awal dari rangkaian pertemuan yang telah dilakukan delegasi RI di AS.

Dalam konferensi pers virtual, Airlangga menyatakan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara pertama yang diterima oleh pemerintah AS untuk membahas kebijakan perdagangan pasca-pemberlakuan tarif tinggi oleh Presiden Donald Trump.

Baca Juga:

"Dalam 60 hari ke depan akan ada serangkaian pertemuan yang diharapkan bisa membuahkan perjanjian perdagangan bilateral yang lebih adil dan berimbang," ungkap Airlangga, Jumat (18/4/2025).

Baca Juga:

Langkah Negosiasi Dimulai

Tim Indonesia telah bertemu dengan sejumlah pejabat penting AS, di antaranya Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Kepala Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, serta Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio melalui Menlu RI Sugiono.

Pembahasan awal mencakup berbagai opsi kerja sama, termasuk:

Penyeimbangan neraca dagang melalui peningkatan impor energi dan agrikultur dari AS seperti LPG, crude oil, gandum, dan kedelai.

Fasilitasi untuk perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia.

Penawaran akses terhadap produk mineral kritis dari Indonesia.

Kerja sama pengembangan SDM, pendidikan, ekonomi digital, hingga layanan keuangan.

Permintaan Utama Indonesia: Tarif Lebih Kompetitif

Pemerintah Indonesia menekankan permintaan utama agar produk ekspor unggulan Indonesia seperti garmen, alas kaki, furnitur, tekstil, dan udang dikenai tarif yang lebih rendah dan kompetitif dibanding negara pesaing dari ASEAN dan luar ASEAN.

"Meski tarif umum saat ini 10%, untuk produk-produk seperti tekstil dan garmen bisa tembus hingga 37%. Tambahan 10% lagi membuat biaya ekspor kita jadi sangat tinggi," ujar Airlangga.

Pemerintah berharap agar perjanjian yang terjalin nanti bisa menekan hambatan perdagangan dan membuka jalan lebih luas bagi ekspor produk Indonesia ke pasar Amerika.*

(dc/J006)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
Rupiah Naik ke Rp16.800/US$, Jumat 25 April 2025
Airlangga & Sri Mulyani 'Ketuk Pintu' AS, Ini Hasilnya!
IHSG Menguat ke Zona Hijau, Tembus 6.450
Mendag Pastikan Tambahan Impor Pangan dari AS Tak Ganggu Swasembada
AS Soroti Kebijakan Pembayaran QRIS dan OJK, Dinilai Hambat Perdagangan dan Investasi
DPR RI Panggil Kemendag Usai AS Sebut Pasar Mangga Dua Sarang Barang Bajakan
komentar
beritaTerbaru