JAKARTA -Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (21/4/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.806 per dolar AS, naik 70 poin atau 0,42 persen dari posisi penutupan sebelumnya.
Penguatan rupiah ini sejalan dengan tren positif mayoritas mata uang Asia lainnya.
Ringgit Malaysia tercatat menguat 0,37 persen, baht Thailand 0,72 persen, peso Filipina 0,27 persen, won Korea Selatan dan yen Jepang masing-masing menguat 0,27 dan 0,34 persen.
Sementara itu, dollar Taiwan naik 0,29 persen, yuan China 0,09 persen, dan dollar Singapura mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 0,99 persen.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa penguatan rupiah turut didorong oleh pelemahan indeks dollar AS (DXY) yang turun ke level 98,82 dari posisi akhir pekan lalu yang masih berada di atas 99.
"Nilai tukar regional pagi ini rata-rata menguat terhadap dolar AS, rupiah pun ikut menguat. Indeks dollar AS pagi ini bergerak lebih rendah dari pekan lalu," ujar Ariston, Senin (21/4/2025).
Ariston menambahkan bahwa pelemahan dollar AS dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang secara terang-terangan meminta Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Bahkan, Trump mengancam akan memecat Ketua The Fed, Jerome Powell, jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Langkah ini dinilai pasar sebagai bentuk intervensi terhadap independensi bank sentral yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan ekonomi AS.
"Selain itu, dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap perekonomian AS karena naiknya harga-harga barang konsumsi juga mendorong pelemahan dollar AS," tambahnya.
Dengan kondisi ini, Ariston memperkirakan rupiah masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut di hari ini.
Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp 16.700 per dolar AS dengan level resisten di Rp 16.830 per dolar AS.*