Jika selat tersebut benar-benar ditutup, para analis memperkirakan akan terjadi disrupsi besar terhadap ekspor minyak global, meskipun ada beberapa rute pipa alternatif. Namun, volume yang bisa diekspor akan tetap jauh berkurang.
Menurut Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, kenaikan harga saat ini juga dipengaruhi oleh akumulasi posisi beli oleh investor dalam beberapa pekan terakhir. Namun ia mengingatkan, premi risiko geopolitik tidak akan bertahan lama tanpa bukti gangguan pasokan yang nyata.
"Jika konflik tidak menyebabkan penurunan ekspor secara langsung, harga bisa kembali terkoreksi dalam jangka menengah," tulis Hansen dalam analisisnya.*