BREAKING NEWS
Selasa, 04 November 2025

Rupiah Melemah ke Rp16.233 per Dolar AS di Awal Pekan, Tertekan Sentimen Global

Adelia Syafitri - Senin, 14 Juli 2025 09:33 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.233 per Dolar AS di Awal Pekan, Tertekan Sentimen Global
Ilustrasi. (foto: vocazine)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (14/7/2025).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.04 WIB, rupiah dibuka melemah 0,10% ke level Rp16.233 per dolar AS, mencerminkan tekanan dari sentimen global dan dinamika pasar valuta asing.

Melemahnya rupiah sejalan dengan pelemahan mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti dolar Singapura (-0,05%), dolar Taiwan (-0,04%), won Korea Selatan (-0,14%), peso Filipina (-0,16%), yuan China (-0,01%), dan ringgit Malaysia (-0,12%).

Sementara itu, yen Jepang justru menguat 0,20%, dan baht Thailand menguat 0,12%.

Sementara itu, indeks dolar AS sendiri terpantau menguat tipis, naik 0,28% ke 97,85, didorong oleh kombinasi faktor termasuk data pasar tenaga kerja AS yang masih kuat serta komentar hawkish dari The Fed yang mengurangi harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Tekanan terhadap pasar keuangan global meningkat setelah Donald Trump mengumumkan rencana penerapan tarif 30% terhadap barang impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus 2025.

Meskipun kedua belah pihak masih dalam tahap negosiasi, pernyataan ini memicu kembali kekhawatiran akan eskalasi perang dagang global.

Namun, respon pasar tergolong moderat. Beberapa analis menilai pasar telah terbiasa dengan gaya kebijakan Trump yang tidak terduga.

Saham global hanya melemah ringan dan penguatan dolar AS terhadap euro juga cenderung terbatas.

"Sulit dikatakan apakah reaksi pasar yang tenang ini mencerminkan ketahanan atau sekadar sikap masa bodoh," ujar Taylor Nugent, Senior Market Economist di NAB.

Analis Pepperstone, Michael Brown, menambahkan bahwa meskipun proposal tarif ini memicu kekhawatiran baru, pergerakan di pasar valuta asing masih relatif terkendali.

Ia menilai kekuatan dolar juga ditopang oleh minimnya sinyal pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed dalam waktu dekat.

Kendati tekanan jangka pendek terhadap dolar AS meningkat, sejumlah analis tetap memprediksi pelemahan jangka menengah terhadap mata uang Amerika Serikat.

"Dasar pandangan saya masih menunjukkan tren pelemahan USD secara perlahan. Tapi saat ini ada ruang untuk pemulihan teknikal," jelas Brown.

Di tengah ketidakpastian global dan kebijakan dagang AS yang agresif, rupiah diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif dalam beberapa hari ke depan.

Pelaku pasar disarankan untuk mencermati perkembangan kebijakan The Fed, arah negosiasi dagang, dan kondisi geopolitik yang turut mempengaruhi arah pergerakan rupiah.*

(bi/a008)

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru