BREAKING NEWS
Selasa, 22 Juli 2025

Indonesia Perlu Langkah Hati-hati Hadapi Dampak Gejolak Ekonomi Global

Suci - Rabu, 16 Juli 2025 18:36 WIB
99 view
Indonesia Perlu Langkah Hati-hati Hadapi Dampak Gejolak Ekonomi Global
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat (foto: website MPR RI)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menentukan langkah strategis untuk menghadapi dampak dari gejolak ekonomi global.

Hal ini disampaikan dalam sambutan tertulis pada diskusi daring bertema "BRICS dan Tarif Trump: Tantangan Baru Bagi Ekonomi Indonesia" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (16/7).

"Tantangan dampak ekonomi global saat ini bukan hal yang mudah. Butuh kehati-hatian dalam menyikapi dinamika ekonomi, agar upaya memajukan kesejahteraan umum sesuai amanat konstitusi bisa tetap direalisasikan," ujar Lestari, yang akrab disapa Rerie.

Menurut Rerie, bergabungnya Indonesia dengan kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) pada tahun lalu merupakan langkah strategis yang diharapkan mampu membuka peluang baru demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, Rerie menekankan pentingnya membangun kekuatan kolektif dan memanfaatkan potensi ekonomi lokal sebagai solusi dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

"Kita harus bersatu sebagai anak bangsa dan membangun ekosistem bisnis yang lebih kuat di tengah tekanan global saat ini," imbuh anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah tersebut.

BRICS dan Kendala Perdagangan

Analis Perdagangan Ahli Madya dari Kementerian Perdagangan RI, Freddy Josep Pelawi, menambahkan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS diharapkan bisa membantu mengatasi berbagai hambatan perdagangan, khususnya dengan negara-negara anggota BRICS.

"Masih ada tantangan seperti anti-dumping dari Brasil terhadap baja Indonesia dan standar produk yang tinggi untuk masuk ke pasar Rusia," jelasnya.

Freddy juga menyoroti potensi kerja sama perdagangan Indonesia dengan Iran yang kini terbuka, menyusul sanksi dari negara-negara Barat terhadap negara tersebut.

"Pemerintah saat ini fokus melindungi pasar dalam negeri dan memperluas ekspor ke pasar nontradisional," kata Freddy.

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru