MEDAN — Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat tingkat inflasi sebesar 0,76% pada Juli 2025, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 0,30%.
Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan strategis menjadi penyumbang utama laju inflasi di wilayah ini.
"Sumut mengalami inflasi 0,76% sementara nasional hanya 0,30%," ungkap Statistisi Ahli Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Misfaruddin, dalam keterangan pers, Jumat (1/8/2025).
Saat ini, harga bawang merah di pasaran Sumut telah melampaui Rp 50.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 41.500 per kilogram.
Selain bawang merah, beras juga mencatatkan andil inflasi cukup besar dengan kontribusi sebesar 0,16% secara bulanan (month to month).
Kenaikan paling signifikan terjadi di Kota Gunung Sitoli, yang kini mencatat harga beras medium hingga Rp 16.700 per kilogram.
"Komoditas beras menyumbang 0,16% terhadap inflasi. Kenaikan harga tertinggi terjadi di wilayah Nias Barat, yang mencapai Rp 17.000 per kilogram," jelas Misfaruddin.
Sebagai perbandingan, HET beras medium di Sumut saat ini adalah Rp 13.100 per kilogram.
Adapun harga beras di sejumlah daerah lain seperti Padang Lawas juga tercatat tinggi, yakni Rp 16.300 per kilogram.
Tingginya inflasi di Sumatera Utara mengindikasikan adanya tekanan signifikan pada kelompok bahan pangan, yang turut memengaruhi daya beli masyarakat menjelang akhir kuartal III tahun ini.