BREAKING NEWS
Sabtu, 18 Oktober 2025

Wamenperin Ungkap Alasan Produksi RI Seret: Pasar Baru Belum Dibuka!

Abyadi Siregar - Jumat, 17 Oktober 2025 11:26 WIB
Wamenperin Ungkap Alasan Produksi RI Seret: Pasar Baru Belum Dibuka!
Faisol Riza (Foto: dok Erlangga/dpr.go.id).
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat tingkat utilisasi atau kapasitas produksi terpakai sektor industri manufaktur Indonesia baru mencapai 61,9 persen.

Artinya, masih ada lebih dari 30 persen kapasitas yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, peningkatan kapasitas produksi nasional sangat bergantung pada pembukaan pasar baru di luar komoditas tradisional.

Baca Juga:

Tanpa diversifikasi pasar, menurutnya, industri akan sulit menambah volume produksi maupun lapangan kerja.

"Kalau tidak ada pasar baru, produksi kami segitu-gitu saja. Tidak akan ada tambahan produksi dan tidak akan ada tenaga kerja tambahan," ujar Faisol dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10).

Faisol menilai, salah satu pekerjaan rumah besar sektor industri nasional adalah penguatan akses pasar ekspor, terutama di kawasan ASEAN. Ia menyoroti bahwa Indonesia belum mampu memanfaatkan secara maksimal potensi besar pasar di kawasan tersebut.

Ia mencontohkan bagaimana China, meski sedang terpukul akibat penerapan tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS), tetap mampu menjaga performa ekspor dengan memperkuat jaringan dagang di ASEAN.

"Mereka menganggap serius ASEAN. Sementara kami, pasar ASEAN ini belum kami garap optimal," tegasnya.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menyoroti pentingnya ekspansi bisnis lokal di luar negeri sebagai strategi diplomasi ekonomi. Ia mencontohkan kesuksesan Djoko Susanto, pendiri Alfamart, yang telah membuka 2.000 gerai di Filipina.

Menurut Faisol, kehadiran merek ritel lokal di negara lain dapat membantu memperluas pengenalan produk Indonesia di pasar mancanegara.

Selain itu, kerja sama dengan jaringan gerai asing yang beroperasi di Indonesia seperti Circle K, FamilyMart, dan Lawson juga dinilai mampu membuka peluang perdagangan dua arah yang lebih besar.

"Kami berharap outlet-outlet itu bisa menjadi duta perdagangan kami. Dari situ bisa menjadi awal untuk membuka pasar yang lebih luas, supaya ekspor kami meningkat," tuturnya.

Pemerintah, lanjut Faisol, akan terus mendorong industri dalam negeri untuk memperluas pasar ekspor dan meningkatkan utilisasi pabrik. Dengan cara itu, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor manufaktur.

"Pemanfaatan kapasitas produksi yang belum terpakai ini bisa menjadi potensi besar jika pasar ekspor terbuka lebih luas," pungkas Faisol.*


(v0/M/006)

Editor
: Mutiara
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Kemenperin Rilis Aturan Baru, Kawasan Industri Wajib Penuhi Tiga Aspek Utama
Pemkot Malang Sabet Penghargaan IHYA 2025, Bukti Komitmen Kuat Bangun Ekonomi Halal
Kemendag Siap Proses Persetujuan Impor iPhone 17, Produk Apple Segera Masuk Pasar Indonesia
Permenperin 35/2025 Resmi Terbit, Menperin Agus Gumiwang Luncurkan Aturan Baru TKDN dan BMP untuk Dorong Industri Nasional
Tarif AS Naik, Kemenperin: Momentum Perkuat Industri Obat Bahan Alam Nasional
Ekspor Batik Indonesia Tembus Rp123,99 Miliar di Kuartal I 2025, Menperin: Bukti Industri Batik Tangguh Hadapi Tantangan Global
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru