BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Squid Game Terinspirasi dari Kisah Nyata “Brothers’ Home” di Korea Selatan

BITVonline.com - Rabu, 08 Januari 2025 15:44 WIB
39 view
Squid Game Terinspirasi dari Kisah Nyata “Brothers’ Home” di Korea Selatan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Drama hit Netflix Squid Game yang sukses besar di seluruh dunia ternyata diduga terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 1986, yang dikenal dengan sebutan Brothers’ Home. Hal ini pertama kali dibahas dalam podcast Jumpers Jump yang diunggah di YouTube, dan potongan video tersebut menjadi viral di TikTok dengan lebih dari 3,2 juta tayangan.

Gavin Ruta, pembicara dalam podcast tersebut, menjelaskan bahwa Squid Game sebenarnya mengangkat kisah nyata yang terkesan disensor oleh banyak pihak. “Squid Game sebenarnya terinspirasi dari kisah nyata dan ini disensor di mana pun. Hanya ada satu orang yang bicarakan soal ini makanya ini jadi… ya. Jadi, itu disebut ‘Brother’s Home’,” ujar Gavin. Namun, apa sebenarnya yang terjadi di Brothers’ Home?

Pada tahun 1984, seorang anak berusia 8 tahun bernama Han Jong-sun sedang menemani ayahnya ke kota. Karena kesibukan ayahnya, Han dan saudarinya ditinggalkan kepada petugas polisi untuk dijaga. Namun, mereka justru diculik dan dipaksa masuk ke dalam sebuah bus. “Kami tidak tahu ke mana kami dibawa. ‘Ayah meminta kami tunggu di sini! Ayah akan datang!’ kami menangis dan tersedu-sedu. Mereka mulai memukuli kami dan berkata kami terlalu berisik,” kenang Han lebih dari 30 tahun kemudian.

Baca Juga:

Ternyata, bus tersebut membawa mereka ke Hyungje Bokjiwon, sebuah fasilitas yang secara resmi disebut sebagai pusat pembinaan masyarakat, namun kenyataannya merupakan tempat penahanan brutal yang digunakan untuk menyiksa ribuan orang. Para korban yang selamat mengungkapkan bahwa mereka dipaksa bekerja di lokasi konstruksi, pertanian, dan pabrik selama tahun 1970-an hingga 1980-an.

Selama di penahanan tersebut, anak-anak seperti Han dan saudarinya dipaksa untuk bekerja dan mengalami penyiksaan. Para tahanan diperlakukan tidak manusiawi, dengan sedikit makanan dan sanitasi yang sangat buruk. Mereka mengenakan pakaian seragam biru dan sepatu karet, mirip dengan gambaran dalam Squid Game. Di Brothers’ Home, anak-anak yang diculik dipaksa bekerja layaknya orang dewasa dan hidup dalam kondisi yang sangat buruk.

Baca Juga:

Mereka dipaksa untuk bekerja keras, tidur dalam kondisi sempit, dan sering mengalami penyiksaan fisik. Bahkan, kejadian kekerasan seksual dan penyiksaan lainnya terjadi setiap malam. “Kami makan ikan busuk dan nasi jelai yang bau setiap hari. Hampir semua penghuni kekurangan gizi,” kisah Choi Seung-woo, salah satu korban yang ditahan sejak berusia 13 tahun.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mendengar kabar mengenai penyiksaan yang terjadi di Brothers’ Home, dan pada tahun 1986, ayah Choi berhasil membebaskan kedua anaknya setelah protes keras terhadap pengelola pusat tersebut. Namun, meski pusat itu ditutup, trauma yang dialami oleh para korban masih terasa hingga kini.

Pada tahun 1987, Park In-guen, pengelola Hyungje Bokjiwon, akhirnya ditangkap. Namun, hingga kini tidak ada seorang pun yang dimintai pertanggungjawaban atas kematian lebih dari 500 orang yang diperkirakan meninggal dalam kondisi tidak manusiawi. Bahkan, jaksa yang terlibat dalam penyelidikan awal mengakui adanya tekanan dari pemerintah untuk menghentikan penyelidikan dan memberikan hukuman ringan bagi Park.

(christie)

Tags
beritaTerkait
Buka Masa Depan Cerah Anak Muda! Indonesia–Jerman Sepakat Fasilitasi Kerja ke Eropa
Wamensos Tegas: Tidak Ada Pendidikan Militer di Sekolah Rakyat!
Purnawirawan TNI Laporkan Dugaan SK ASN Tidak Sah dari BKKBN ke Polisi
Masjid Raya Baiturrahman Terima Wakaf 100 Al-Qur'an dan Modem Internet dari XL Smart, Dukung Teknologi pada Aspek Keagamaan
Pemko Medan Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Kolaborasi dengan Industri Perhotelan
Karantina Sumut Musnahkan Satwa dan Tumbuhan Ilegal Senilai Rp 3,81 Miliar
komentar
beritaTerbaru