Dinamika Politik Golkar Sumut: Ijeck Plt Ketua, Datok Ilhamsyah Mundur
MEDAN Dinamika politik di internal Partai Golkar Sumatera Utara memanas setelah Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, menetapkan Musa
POLITIK
SUMSEL –Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, digegerkan dengan kasus kekerasan serius yang melibatkan seorang wanita bernama Meliani dan pacarnya, JND (36). Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 1 Agustus 2024, sekitar pukul 04.30 WIB, di Jalan Tanjung Laut, Gunung Ibul Timur.
Kecemburuan Membawa BencanaMenurut Kapolsek Prabumulih Timur, AKP Herry Sulistyo, peristiwa pembacokan ini diduga dipicu oleh rasa cemburu yang ekstrem. JND, yang diketahui dalam kondisi mabuk, masuk ke dalam kosan Meliani setelah melihat seorang lelaki lain keluar dari tempat tersebut.
“Pelaku merasa cemburu dan dalam keadaan mabuk, masuk ke kosan Meliani dan melakukan pembacokan dengan menggunakan parang,” jelas AKP Herry Sulistyo dalam keterangannya, Jumat pagi.
Luka Parah di Bagian Kepala dan TubuhAkibat perbuatan JND, Meliani mengalami luka yang sangat serius. “Korban mengalami belasan luka bacok yang cukup parah, terutama di bagian kepala. Di kepala saja, terdapat 11 luka bacok, belum termasuk luka-luka di bagian tubuh lainnya,” ungkap Kapolsek Herry.
Meliani saat ini sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RSMH. Kondisi kritis yang dialaminya membutuhkan perhatian medis khusus untuk menangani luka-luka yang dideritanya.
Pelaku Menyerahkan DiriSetelah melakukan aksi brutalnya, JND langsung menyerahkan diri ke Polres Prabumulih. Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan pemeriksaan untuk mengungkap motif dan detail lebih lanjut terkait tindakan kekerasan ini.
“Kami masih mendalami kasus ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai motif dan latar belakang dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku,” tegas AKP Herry Sulistyo.
Dampak Psikologis dan SosialKasus ini bukan hanya menimbulkan dampak fisik yang parah bagi korban, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran mendalam di masyarakat mengenai kekerasan dalam hubungan pacaran. Rasa cemburu yang ekstrem dan tidak terkendali bisa berujung pada tindakan kekerasan yang merusak, baik secara fisik maupun psikologis.
Kasus ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan pengelolaan emosi dan komunikasi yang sehat dalam hubungan, serta perlunya dukungan bagi korban kekerasan dalam hubungan asmara.
Pihak kepolisian akan terus menyelidiki kasus ini untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai. Masyarakat diimbau untuk selalu melaporkan segala bentuk kekerasan dan mencari bantuan jika merasa terancam dalam hubungan mereka.
(N/014)
MEDAN Dinamika politik di internal Partai Golkar Sumatera Utara memanas setelah Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, menetapkan Musa
POLITIK
TAPANULI TENGAH, SUMATER UTARA Bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada akhir November 20
PERISTIWA
MEDAN Masyarakat di Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, resah akibat praktik pengoplosan gas bersubsidi 3 kilogram
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA, Polda Metro Jaya menurunkan 988 personel gabungan untuk mengamankan kegiatan tablig akbar Milad The Jakmania ke28 di Plaza Sel
NASIONAL
JAKARTA Sebuah kebakaran maut melanda rumah di Jalan Lindung, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis malam (18/12/2025). Lima anggota satu ke
PERISTIWA
Oleh Ruben Cornelius.MARI kita mulai dari logika paling dasar, yang bahkan tidak membutuhkan teori kebijakan publik. Jika sebuah wilayah di
OPINI
JAKARTA, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menanggapi kritik atas pernyataannya sebelumnya mengenai bantuan dari Malaysia untuk korba
NASIONAL
BATANGTORU Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, memastikan pemerintah segera membangun hunian tetap bagi warga korban banjir bandang
NASIONAL
JAMBI Kasus penembakan terhadap Aryadi oleh dua anggota Polsek Tebo Ulu, Polres Tebo, hingga tewas masih menyisakan pertanyaan besar. Ke
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA Kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali memanas setelah Tifauziah Tyassuma alias dr. Tifa menuding ijazah yang dit
POLITIK