BREAKING NEWS
Jumat, 17 Oktober 2025

Keponakan Bacok Paman Hingga Tewas, Dipicu Dimarahi Karena Malas

BITVonline.com - Kamis, 25 Juli 2024 09:21 WIB
Keponakan Bacok Paman Hingga Tewas, Dipicu Dimarahi Karena Malas
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SIMALUNGUN -Kisah tragis mengguncang kedamaian di Simalungun, Kamis (25/7) dini hari, ketika Ferdian (24 tahun) nekat membacok pamannya sendiri, Oslen Siregar (66 tahun), hingga tewas dalam insiden yang memilukan.

Pagi itu, suasana di lingkungan rumah keluarga Siregar terasa berbeda. Malam sebelumnya, pertengkaran hebat antara Ferdian dan pamannya, Oslen, berakhir dengan puncak kekerasan yang mengerikan. Ferdian, yang tinggal bersama pamannya sejak kedua orangtuanya meninggal dunia, terlibat dalam pertengkaran sengit setelah Oslen mengusirnya dari rumah tengah malam.

“Korban ini kesal dengan pelaku karena pelaku ini tinggal di rumahnya tapi malas bekerja. Jadi cekcoklah mereka, lalu korban diusir, itu tengah malam jam 12,” ungkap Kapolres Simalungun AKBP Choky Sentosa, menjelaskan awal mula konflik yang mengarah pada tragedi pembacokan tersebut.

Saat diusir, Ferdian yang emosinya masih memuncak, kemudian mengambil parang dari rumahnya dan menyelipkannya di celananya. Meskipun dia sempat diiming-imingi untuk menginap sementara di rumah tetangganya, niatnya sudah bulat untuk kembali ke rumah pamannya.

Pukul 02.00 WIB, Ferdian kembali ke rumah. Dia disambut oleh Oslen dengan besi berukuran besar, yang dipakainya sebagai bentuk pertahanan diri. Namun, percobaan untuk meredam konflik yang semakin memanas gagal, dan pertengkaran itu berujung pada aksi brutal Ferdian yang membacok pamannya berkali-kali di bagian wajahnya.

“Saat sudah dibacok, dari teras diseret ke tanah. Lalu parangnya dibuang ke parit (saluran air),” kata Kapolres Choky Sentosa, menggambarkan adegan mengerikan setelah insiden pembacokan.

Keributan di rumah mereka membangunkan warga sekitar, yang segera berdatangan dan menghubungi pihak kepolisian setempat. Ferdian, yang masih dalam kondisi emosional tinggi, langsung diboyong ke kantor polisi untuk proses hukum lebih lanjut.

Kini, Ferdian menghadapi konsekuensi dari perbuatannya yang mengerikan. Di balik jeruji besi, ia akan menjalani proses pengadilan yang akan menentukan nasibnya. Sementara itu, keluarga yang ditinggalkan, termasuk keluarga paman yang menjadi korban, masih berada dalam kebingungan dan kesedihan atas apa yang terjadi pada malam itu.

Kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang betapa pentingnya penyelesaian konflik dengan cara yang damai dan bijaksana. Tragedi ini juga menjadi cerminan betapa rapuhnya kehidupan manusia, di mana satu momen emosional yang tak terkendali dapat mengubah segalanya dalam sekejap mata. Semoga keadilan segera dapat ditegakkan untuk semua pihak yang terlibat dalam tragedi ini.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru