SULSEL -Kasus pencurian peralatan BMKG di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, kembali menghebohkan. Pada 12 Februari 2025, sekitar pukul 23 WITA, pelaku berhasil menggasak 6 unit aki yang digunakan untuk menghidupkan sensor seismograf serta 2 unit panel surya yang terpasang di shelter stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia). Insiden ini merupakan yang keempat kalinya terjadi di lokasi yang sama, memicu kekhawatiran terkait gangguan sistem peringatan dini gempa dan tsunami.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan bahwa pencuri bahkan membongkar bangunan shelter dan mengambil seluruh baterai yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring gempa. Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan peralatan komunikasi guna menghindari kerugian lebih besar.
Daryono menjelaskan bahwa wilayah Sidrap terletak di jalur patahan aktif Sesar Walanae, yang membuatnya rentan terhadap aktivitas gempa besar. Pencurian peralatan ini berpotensi memperlambat respons BMKG dalam memberikan peringatan dini tsunami dan gempa bumi. Sulawesi Selatan, terutama kawasan Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Pare-Pare, memiliki tingkat kegempaan yang sangat tinggi. Wilayah ini juga pernah diguncang gempa dahsyat pada 29 September 1997 yang merenggut banyak korban jiwa dan kerusakan besar.
BMKG menegaskan bahwa peralatan yang dicuri sangat vital untuk keselamatan masyarakat. Tanpa sensor yang berfungsi, akurasi peringatan dini gempa dan tsunami akan terganggu, mengancam keselamatan ribuan orang. Daryono mengimbau masyarakat untuk tidak merusak atau mencuri peralatan BMKG yang berfungsi untuk perlindungan bencana. Pihaknya juga berharap masyarakat dapat lebih mendukung upaya mitigasi bencana.