JAKARTA -Polres Metro Jakarta Timur akan menggelar prarekonstruksi terkait kasus tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22), pada Rabu (26/3) besok pukul 13.00 WIB.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly.
"Prarekonstruksi akan dilaksanakan besok siang pukul 13.00 WIB," ujar Nicolas kepada wartawan pada Selasa (25/3/2025).
Dalam prarekonstruksi ini, polisi akan menghadirkan para saksi yang telah diperiksa sebelumnya, termasuk mahasiswa UKI, pihak Rumah Sakit UKI, petugas sekuriti, dan warga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut.
Nicolas juga menegaskan bahwa pihak keluarga diperbolehkan menyaksikan proses tersebut meski tidak diundang secara resmi.
"Hanya para saksi yang diambil keterangannya yang akan hadir. Jika pihak keluarga ingin menyaksikan langsung prarekonstruksi ini, kami persilakan, tetapi itu bukan atas undangan kami," tambahnya.
Hingga saat ini, polisi masih belum menemukan dua alat bukti yang cukup untuk mengungkap penyebab kematian Kenzha Ezra Walewangko.
Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyatakan bahwa pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Polri dan hasil pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor).
"Sampai saat ini, kami belum bisa menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan karena dua alat bukti yang sah belum terpenuhi dalam proses penyelidikan ini," ujar Nicolas saat menemui mahasiswa UKI yang menggelar aksi unjuk rasa di Polres Metro Jakarta Timur pada Jumat (21/3).
Setelah hasil autopsi dan Labfor keluar, polisi akan melakukan prarekonstruksi guna memperjelas kronologi kejadian.
Selain itu, penyidik juga akan meminta keterangan dari ahli pidana sebelum menggelar perkara untuk menentukan apakah kasus ini masuk dalam ranah pidana atau tidak.
"Setelah prarekonstruksi, kami akan meminta keterangan ahli pidana. Selanjutnya, kami akan menggelar perkara guna menentukan apakah kasus ini dapat ditindaklanjuti secara pidana atau tidak," jelas Nicolas.
Kasus kematian Kenzha masih menjadi perhatian publik, terutama kalangan mahasiswa UKI yang terus menuntut transparansi dalam proses penyelidikan.
Polisi berjanji akan mengusut kasus ini secara ilmiah menggunakan metode Scientific Crime Investigation (SCI) untuk memastikan penyebab kematian secara akurat.