Pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan pelaku beserta barang bukti berupa sebilah golok.
"Berdasarkan keterangan sementara dari saksi di TKP, motif pembacokan dipicu permintaan pelaku agar dibelikan handphone. Meski permintaan itu sudah dipenuhi, pelaku tetap marah hingga melakukan penyerangan," ujar Teguh, Minggu (4/5/2025).
Dalam proses pemeriksaan, polisi mencurigai adanya gangguan kejiwaan pada pelaku.
FM menunjukkan perilaku yang tidak biasa selama diinterogasi.
"Pelaku sudah kami bawa ke RSJ Cisarua untuk dilakukan pemeriksaan psikiatris, dengan persetujuan keluarga," tambah Teguh.
Kakak pelaku, A (21), juga membenarkan adanya kejanggalan sikap adiknya sejak kembali tinggal bersama sang ibu setelah kedua orangtuanya bercerai.
Ia menyebut FM sempat membaca ayat Kursi dan mengucap takbir sebelum menyerang ibunya.
"Saat saya lihat dia keluar kamar bawa golok, saya kira bercanda. Tapi tiba-tiba dia baca ayat Kursi, Allahu Akbar, dan langsung nyerang mamah," ungkap A, yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.
Konflik Berawal dari Ayam dan Ponsel
Menurut keterangan keluarga, konflik bermula dari pembelian ponsel yang dananya berasal dari hasil penjualan ayam.
Sisa ayam yang dijanjikan untuk kebutuhan sehari-hari justru dijual lagi oleh pelaku, memicu pertengkaran yang berujung kekerasan.
"Sudah dibeliin HP, tapi sisa ayamnya malah dijual lagi. Dari situ sering ribut, sampai akhirnya kejadian semalam," tambah A.
Setelah menyerang ibunya, FM berhasil diamankan oleh warga yang berdatangan ke lokasi.
Korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis, sementara polisi memasang garis polisi dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Hingga kini, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan untuk menentukan proses hukum lebih lanjut terhadap FM.*