BREAKING NEWS
Minggu, 15 Juni 2025

Kasus Video Guru dan Murid di Gorontalo: Mengungkap Praktik Child Grooming, Kenapa Korban Harus Dihentikan untuk Disalahkan?

BITVonline.com - Jumat, 27 September 2024 04:25 WIB
43 view
Kasus Video Guru dan Murid di Gorontalo: Mengungkap Praktik Child Grooming, Kenapa Korban Harus Dihentikan untuk Disalahkan?
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

GORONTALO -Kasus video yang melibatkan seorang guru dan murid di Gorontalo tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Video tersebut tidak hanya memicu reaksi negatif, tetapi juga mengungkap praktik kejam yang dikenal sebagai child grooming. Tindakan ini menggambarkan pelanggaran serius yang dialami oleh anak-anak yang masih di bawah umur, di mana pelaku mendekati dan memanipulasi anak-anak untuk tujuan pelecehan seksual.

Pengertian Child Grooming dan Dampaknya

Child grooming merupakan suatu proses di mana pelaku mendekati anak dengan tujuan memanipulasi dan mengeksploitasi mereka. Dalam banyak kasus, pelaku berusaha membangun kepercayaan dengan anak tersebut sebelum melakukan tindakan pelecehan. Hal ini sangat berbahaya karena anak-anak yang menjadi korban sering kali mengalami trauma berkepanjangan, depresi, kecemasan, dan berbagai masalah kesehatan mental lainnya.

Sejumlah pengguna media sosial mulai bersuara mengenai isu child grooming dalam konteks kasus di Gorontalo. Mereka mengungkapkan keprihatinan atas banyaknya komentar negatif yang berpotensi menjadi bullying terhadap korban. Seorang pengguna X, @adjvu***, menegaskan pentingnya edukasi tentang child grooming agar masyarakat tidak menyalahkan korban. “Warga Indonesia kayaknya perlu penyuluhan tentang child grooming nih biar gak nyalahin korban terus,” tulisnya, menyoroti pentingnya literasi di kalangan warganet.

Baca Juga:
Tanggapan Warganet dan Kebangkitan Kesadaran

Reaksi dari masyarakat di media sosial menunjukkan betapa rendahnya pemahaman banyak orang mengenai child grooming. Beberapa komentar bahkan mempertanyakan keberadaan ilustrasi yang dibuat oleh oknum yang menggambarkan adegan dalam video tersebut. Seorang pengguna lainnya, @renta***, menunjukkan ketidakpuasan dengan menuliskan, “Kenapa sih ada aja orang yang ngebikin kayak gini? Itu anak kecil kena grooming.”

Kronologi Kasus Menurut Kapolres Gorontalo

Kapolres Gorontalo, AKBP Deddy Herman, memberikan penjelasan mengenai kronologi hubungan antara guru dan murid tersebut. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, pelaku, yang diidentifikasi sebagai DA, telah menjalin hubungan dekat dengan korban yang berinisial PP sejak awal tahun 2022. Tindakan pelaku mengarah pada praktik child grooming, di mana pelaku berusaha menjalin kedekatan dengan korban yang merupakan anak yatim piatu.

Baca Juga:

“Pelaku sering membantu korban, sehingga dianggap sosok yang mengayomi. Perlakuan DA membuat PP merasa nyaman dan hubungan keduanya terus berlanjut,” ujar Kapolres. Namun, pihaknya juga akan mendalami adanya dugaan pemaksaan dalam hubungan tersebut.

Dukungan bagi Korban dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Gorontalo mengambil langkah proaktif dalam menangani kasus ini. Kepala Dinas PPA Kabupaten Gorontalo, Zascamelya Uno, menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan psikologis bagi siswi yang menjadi korban. “Kami dari PPA setelah ini akan asesmen dengan psikolog, memulihkan kembali keadaan psikologisnya,” ucap Zascamelya.

Dinas PPA juga menyerukan kepada masyarakat untuk menghentikan penyebaran video yang mengandung unsur asusila tersebut, guna melindungi hak dan psikologis anak. “Kami mengimbau agar masyarakat yang mempunyai video asusila tersebut untuk segera menghapus dan berhenti menyebarkan,” tambahnya.

Kesimpulan

Kasus ini menjadi cerminan nyata dari perlunya peningkatan literasi masyarakat tentang isu child grooming dan dampaknya terhadap korban. Edukasi dan pemahaman yang lebih baik diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Dengan adanya dukungan psikologis bagi korban, diharapkan mereka dapat pulih dari trauma dan mendapatkan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan serta kehidupan yang layak.

Dalam hal ini, penting bagi semua pihak untuk mengambil langkah proaktif dalam mendukung korban dan memerangi tindakan kekerasan terhadap anak. Mari bersama-sama kita hentikan stigma negatif dan dukung korban agar mendapatkan keadilan yang sepatutnya.(N/014)

Tags
beritaTerkait
Ribuan Warga Meriahkan Fun Run 5K HUT Kodam I/BB ke-75 di Medan
Sekretaris BKKBN Ajak Wartawan Aktif Suarakan Isu Kependudukan, Dorong Pemanfaatan Data Riil
Musisi Muda Gustiwiw Meninggal Dunia, Dunia Hiburan Tanah Air Berduka
Putra Mahkota Saudi: Israel Sengaja Seret AS ke Perang Lawan Iran
Perkelahian Berdarah di Arena Tajen Kintamani, Mantan Napi Nusa Kambangan Terlibat, Satu T3was
Gubernur Jabar Ungkap Bupati Pangandaran Menangis karena Tak Mampu Bayar Gaji Pegawai
komentar
beritaTerbaru