Trump Tawarkan Negosiasi dengan Negara Penghindar Tarif Impor, Inggris Termasuk Salah Satunya

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa dirinya terbuka untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara yang berusaha menghindari kebijakan tarif impor yang akan diberlakukan oleh pemerintah AS.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump setelah pengumuman pemerintah AS mengenai kebijakan pengenaan tarif yang dijadwalkan pada 2 April mendatang.

Dalam konferensi pers di pesawat kepresidenan Air Force One, Trump mengungkapkan bahwa beberapa negara, termasuk Inggris, telah mendekati AS untuk mencoba membuat kesepakatan dan menghindari penerapan tarif timbal balik yang dapat memengaruhi ekonomi kedua belah pihak.

Baca Juga:

• Trump Akan Berlakukan Tarif 25% untuk Produk India Mulai 1 Agustus, Soroti Hubungan dengan Rusia
• Trump Jadi Mediator, Thailand-Kamboja Sepakati Gencatan Senjata

"Mereka ingin membuat kesepakatan. Itu mungkin terjadi jika kita bisa mendapatkan suatu keuntungan untuk kesepakatan itu," kata Trump kepada wartawan.

"Saya tentu terbuka untuk itu (negosiasi). Jika kita bisa melakukan sesuatu yang bisa menguntungkan kita," lanjutnya.

Baca Juga:

• Dari Transfer Data Pribadi WNI hingga Beli Boeing, Ini 6 Kewajiban RI ke AS!
• Ini Jawaban Coca-Cola atas Klaim Trump Soal Penggunaan Gula Tebu di AS

Namun, Trump menegaskan bahwa kesepakatan atau negosiasi tersebut kemungkinan tidak dapat tercapai sebelum 2 April, mengingat proses negosiasi yang memerlukan waktu.

"Tidak, mungkin nanti. Itu membutuhkan proses," kata Trump saat ditanya apakah negosiasi dapat berlangsung sebelum pengumuman kebijakan tarif tersebut.

Selain itu, Trump juga menambahkan bahwa pemerintah AS berencana untuk mengumumkan tarif tambahan yang akan menargetkan industri farmasi.

Meskipun demikian, ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut terkait dengan besaran tarif atau waktu penerapan kebijakan tersebut.

Keputusan Trump untuk membuka pintu negosiasi dengan negara-negara yang ingin menghindari tarif menambah ketegangan dalam hubungan perdagangan global, terutama dengan negara-negara yang terpengaruh oleh kebijakan tarif AS yang akan datang.

Kebijakan ini diharapkan dapat memengaruhi pasar global, termasuk industri otomotif dan farmasi.

(dc/n14)