BREAKING NEWS
Jumat, 25 April 2025

Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Didakwa Terima Suap Terkait Penempatan Menantu di Maskapai

Justin Nova - Kamis, 24 April 2025 18:58 WIB
45 view
Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Didakwa Terima Suap Terkait Penempatan Menantu di Maskapai
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SEOUL — Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in resmi didakwa atas tuduhan korupsi oleh Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju pada Kamis (24/4/2025). Ia dituduh menerima suap senilai 217 juta won atau sekitar Rp2,5 miliar dalam kasus penempatan menantunya di sebuah maskapai penerbangan murah, Thai Eastar Jet.

Dalam pernyataan resmi, jaksa menyebut bahwa Moon memfasilitasi posisi menantunya sebagai direktur pelaksana di maskapai tersebut, meski tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi di bidang penerbangan. Maskapai ini saat itu dikendalikan oleh mantan anggota parlemen dari partai Moon.

"Kompensasi finansial yang diterima antara 2018 hingga 2020 bukan merupakan gaji sah, melainkan bentuk suap yang bertujuan memengaruhi presiden saat itu," ungkap pernyataan dari Kejaksaan.

Pihak kejaksaan juga mengungkap bahwa menantu Moon tidak menjalankan tugasnya secara profesional dan kerap meninggalkan jabatannya dalam waktu lama. Saat ini, menantu tersebut telah menceraikan putri Moon.

Kasus ini memperkeruh situasi politik Korea Selatan yang sedang memanas menjelang pemilu 3 Juni 2025. Negara itu baru saja terguncang oleh pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol, yang kini tengah menghadapi persidangan atas tuduhan pemberontakan.

Dengan dakwaan ini, Moon menjadi mantan presiden ketiga dalam dua dekade terakhir yang tersangkut kasus hukum besar, setelah Lee Myung-bak dan Park Geun-hye yang telah divonis penjara. Sementara itu, Roh Moo-hyun, mentor Moon, bunuh diri di tengah penyelidikan kasus korupsi pada 2009.

Partai Demokrat yang merupakan partai Moon mengecam keras dakwaan ini. Juru bicara partai, Park Kyung-mee, menyebutnya sebagai "tindakan balas dendam politik yang membahayakan demokrasi.*

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru