Vatikan – Proses pemilihan Paus baru resmi dimulai hari ini, Rabu (7/5/2025), melalui Konklaf 2025 yang diikuti oleh 133 kardinal berusia di bawah 80 tahun dari berbagai belahan dunia.
Proses sakral ini berlangsung di Kapel Sistina, pusat konklaf sejak 1858, dan dikenal sebagai salah satu mekanisme pemungutan suara paling rahasia di dunia.
Setiap kardinal mengambil sumpah kerahasiaan di atas Alkitab sebelum pemilihan dimulai. Mereka dilarang membawa ponsel, jam pintar, atau perangkat elektronik lainnya. Seluruh area konklaf disterilkan dan dijaga ketat dari penyadapan maupun sinyal komunikasi menggunakan alat pengacau sinyal.
Para kardinal tinggal di Wisma Santa Marta tanpa akses terhadap media luar seperti televisi, radio, atau surat kabar. Komunikasi hanya dibolehkan dalam kondisi darurat.
Proses pemungutan suara diawali dengan pengucapan "Extra omnes" oleh ahli liturgi, memerintahkan semua pihak yang tidak berkepentingan keluar dari Kapel Sistina. Para kardinal menuliskan pilihan mereka secara anonim di surat suara bertuliskan Eligo in Summum Pontificem ("Saya memilih ... menjadi Paus") dan memasukkannya ke guci.
Diperlukan dua pertiga suara untuk menetapkan seorang Paus baru. Jika belum tercapai, pemungutan suara diulang maksimal empat kali sehari. Jika hingga 33 putaran belum ada hasil, maka hanya dua kandidat teratas yang akan maju ke tahap akhir.
Setelah setiap putaran, surat suara dibakar. Asap hitam dari cerobong Kapel Sistina menandakan belum ada Paus terpilih, sedangkan asap putih menandakan seorang Paus baru telah terpilih.
Paus terpilih kemudian diminta menerima jabatan dan memilih nama kepausan. Ia akan mengenakan jubah di Ruang Air Mata dan muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan salam dan memberkati umat Katolik di seluruh dunia.*
(bs/j006)
Editor
: Justin Nova
Konklaf 2025 Dimulai, Para Kardinal Disumpah Menjaga Kerahasiaan