PAKISTAN - Cuaca ekstrem berupa badai dan gelombang panas telah merenggut sedikitnya 32 nyawa dan melukai lebih dari 150 orang di berbagai wilayah Pakistan selama sepekan terakhir.
Kondisi cuaca ekstrem ini masih terus berlangsung dan diprediksi akan berlanjut hingga Sabtu, 31 Mei 2025.
Menurut laporan otoritas manajemen bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, lima korban jiwa dilaporkan pada Kamis (29/5/2025), termasuk seorang anak. Korban tewas akibat angin kencang dan hujan lebat yang merusak bangunan di berbagai distrik wilayah barat laut Pakistan.
"Sebagian besar korban meninggal dunia karena tertimpa bangunan yang roboh, seperti tembok dan atap. Dua korban lainnya tewas setelah tertimpa panel surya yang terlepas akibat tiupan angin kencang," ungkap pejabat setempat.
Badan meteorologi nasional menyebutkan bahwa suhu di sejumlah wilayah melampaui 48°C, atau enam derajat di atas rata-rata normal, menjadikan bulan Mei sebagai salah satu yang terpanas dalam sejarah Pakistan. Gelombang panas kali ini terjadi setelah musim dingin yang sangat kering dan bulan April yang juga mencatat suhu tinggi.
Anak-anak Jadi Korban
Tragedi ini juga menimpa anak-anak. Tiga anak dilaporkan tewas di Hyderabad, Provinsi Sindh, pada Rabu (28/5/2025). Sebelumnya, pada Selasa, badai menewaskan 10 orang, dan pada Sabtu lalu (24/5/2025), 14 korban jiwa tercatat akibat cuaca buruk yang melanda beberapa provinsi.
Pakistan Rawan Bencana Iklim
Pakistan tercatat sebagai salah satu negara paling rentan terhadap perubahan iklim global. Setiap tahun, negara ini dihantam berbagai fenomena cuaca ekstrem, termasuk badai, banjir, dan gelombang panas yang semakin sering terjadi dan berdampak fatal bagi masyarakat.
"Kami mengimbau warga untuk tetap berada di rumah jika tidak mendesak, menghindari paparan panas langsung, dan mengikuti arahan evakuasi atau peringatan cuaca dari pemerintah daerah," ujar seorang pejabat BNPB Pakistan.*
(bs/j006)
Editor
:
Cuaca Ekstrem Tewaskan 32 Orang di Pakistan, Lebih dari 150 Luka-luka